NABI lsa as bertanya kepada Allah SWT siapa yang paling terdekat kepada-Nya di dunia pada saat ini dan Allah SWT memberi beberapa petunjuk kepadanya di mana dia dapat menemukan orang itu, yang ternyata seorang wanita. Allah SWT menamakannya Mu’mina.
Keunggulannya adalah bahwa wanita itu seorang yang rajin beribadah kepada Allah. Nabi Isa as akhirnya menemukannya. Dialah seorang yang tidak memiliki kaki, tangan, dan mata. Dia tunawisma dan sangat melarat. Dia hidup daribelas kasihan orang-orang yang lewat, yang memberinya sesuatu untuk bertahan hidup.
Sekalipun demikian, lidahnya senantiasa sibuk mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan memuji-Nya sambil menyebut, “Ya Allah! Alhamdulillah. Engkau telah memberi anugerah kepadaku sedemikian banyaknya. Bagaimana aku bisa berterima kasih kepada-Mu. Engkau telah memberiku karunia yang Engkau bisa saja tidak memberikannya lagi. Mengapakah?Aku tidak tahu. lni hanyalah sesuatu dari keagungan-Mu Alhamdulillah…”
Nabi Isa as mernberi salam dan wanita itu balik membalas salam dengan yang lebih baik, seraya mengatakan bahwa Nabi Isa as adalah Ruh Allah. Nabi lsa as terkesima. Dia berkata kepada wanita itu, “Wahai Mu’mina! Apayang telah dianugerahkan Allah SWT kepadamu sehingga engkau begitu berterima kasih? Tentu saja Allah SWT adalah Maha Pemberi Karunia tetapi, dalam kondisi dirimu, seseorang bisa saja menganggap Allah SWT tidak memberimu karunia yang banyak.”
“Wahai Ruh Allah,’ Mu’mina menjawab. ‘Dia telah menganugerahkan kepadaku ingatan kepada-Nya. Dia telah melepaskanku dari kaki yang akan berjalan pada jalan yang haram. Dia telah melepaskanku dari tangan yang akan melakukan yang haram Dia telah melepaskanku dari mata yang akan memandang yang haram. Bahkan aku bisa mengenalmu tanpa pertolongan mereka. Dan, lidahku,telah dianugerahkan-Nya dengan pujian kepada-Nya. Alhamdulillah. Katakan kepadaku, berapa nilai keberkahan dari anugerah Allah seperti itu?”