Media massa melaporkan peningkatan pelanggaran dan penodaan Masjid al-Aqsa oleh warga Zionis dalam beberapa pekan terakhir. Hampir setiap hari, puluhan dan terkadang ratusan warga Zionis ekstrem dengan dukungan pasukan keamanan Israel masuk ke area Kiblat Pertama umat Islam itu dan menodai kesuciannya.
Pelanggaran tersebut terjadi bersamaan dengan langkah Amerika Serikat untuk meluncurkan dan merealisasikan rencana konspiratif bernama “Kesepakatan Abad” (The Deal of Century). Warga Zionis dengan sengaja dan terprogram masuk ke Masjid al-Aqsa dan menodai kesuciannya. Tempat suci ini telah berubah menjadi arena pasukan keamanan Israel dan warga Zionis untuk menghapus identitas Islam Baitul Maqdis dan menggantikannya dengan simbol-simbol Zionis.
Dengan melihat transformasi Palestina pasca dimulainya pemerintahan Presiden AS Donald Trump, dapat dipahami bahwa tindakan agresif rezim Zionis terhadap warga Palestina dilakukan di bawah bayangan perilaku dan rencana bias Trump serta dukungan penuh AS kepada Israel, di mana tindakan tesebut memiliki dimensi yang lebih luas.
Di bawah lampu hijau dan dukungan AS, rezim Zionis sibuk menyusun dan memajukan peta jalan untuk melakukan penumpasan lebih terhadap rakyat Palestina. Dampak dari kebijakan dan kerja sama konspiratif Washingtond an Tel Aviv adalah meningkatnya upaya dominasi Israel di Palestina yang sejalan dengan langkah AS untuk menciptakan ketakutan agar negara-negara di kawasan bersedia menerima Kesepakatan Abad.
Salah satu poros utama The Deal of Century adalah masalah al-Quds. Jika kesepakatan ini dilaksanakan maka rakyat Palestina akan kehilangan al-Quds. Pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke al-Quds adalah mukhadimah yang disiapkan Trump untuk membantu Israel menguasai penuh al-Quds. Pemindahan Kedubes tersebut membuktikan keterlibatan dan dukungan penuh AS kepada Israel untuk menguasai tempat-tempat suci Islam dan Arab.
Beberapa waktu lalu, tersebar gambar dan foto, di mana Duta Besar AS untuk Palestina pendudukan (Israel) David Friedman berpose sambil memegang gambar-gambar yang menunjukkan Kuil Ketiga yang menggantikan Masjid al-Aqsa dan Qubbat as-Sakhra (The Dome of the Rock).
Tindakan provokatif rezim Zionis di Masjid al-Aqsa yang bertujuan menodai tempat suci Islam ini menuai reaksi keras dari rakyat Palestina dan protes dari opini publik. Dalam beberapa bulan lalu dan pasca dukungan penuh para pejabat AS kepada rezim Zionis, ekpansionime rezim ilegal ini di al-Quds meningkat.
Upaya rezim Zionis untuk mendominasi penuh Baitul Maqdis dan mewarnainya dengan simbol-simbol Zionis adalah upaya untuk mengubah al-Quds menjadi ibukota Israel. Langkah ini ada dalam agenda pejabat AS yang tertuang dalam rencana konspiratif Trump dalam Kesepakatan Abad.
Al-Quds dan jantungnya, yaitu Masjid al-Aqsa, tidak pernah aman dari pengrusakan dan penodaan yang dilakukan Zionis ekstrem. Para pejabat rezim Zionis selalu memanfaatkan warga Zionis ekstrem untuk melaksanakan proyek-proyek yang bertujuan menghancurkan tempat-tempat bersejarah di al-Quds.
Tujuan rezim Zionis adalah merealisasikan langkah demi langkah konspirasi anti-tempat suci di Baitul Maqdis terutama Masjid al-Aqsa. Pelanggaran terorganisir Zionis terhadap Masjid al-Aqsa, blokade terhadap tempat suci ini, pelarangan shalat di dalamnya bagi jemaah tertentu dan penyerbuan terhadap para jemaah shalat terus berlanjut untuk menciptakan ketakutan di antara warga Palestina.
Pejabat Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) untuk Urusan Hubungan Internasional Osama Hamdan mengatakan, rencana AS bernama Kesepakatan Abad tidak akan mempengaruhi fakta-fakta di lapangan.Hamdan dalam wawancara dengan IRNA pada hari Minggu, 25 Juni 2018) menyinggung kunjungan terbaru Penasihat Khusus Presiden AS Jared Kushner dan Wakil Khusus Donald Trump untuk Urusan Timur Tengah Jason Greenblatt ke kawasan.
Dia mengatakan, tujuan dari kunjungan ini adalah meletakkan dasar untuk peluncuran dan implementasi Kesepakatan Abad. Berdasarkan The Deal of Century, al-Quds akan diserahkan kepada rezim Zionis dan pengungsi Palestina tidak memiliki hak untuk kembali. Selain itu, rakyat Palestina hanya akan memiliki wilayah yang tersisa di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Sumber : Parstoday