Maitsam al-Tammar adalah salah seorang sahabat Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ia adalah sosok yang amat mulia dan gagah berani. Atas perintah Ibnu Ziyad, sepuluh hari menjelang kedatangan Sayyidina Husain ke Karbala, ia dibunuh dan digantung. Ia memiliki seorang isteri pemberani dan teramat tegar di jalan Islam. Inilah cuplikan salah satu keberaniannya.
Sesuai perintah Ibnu Ziyad, jenazah Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Hanzhalah bin Murrah tanpa dimandikan dan dikafani dibiarkan tergeletak di alun-alun Kunasah di Kufah. Tak seorang pun yang berani mengambil dan menguburkan jasad mereka.
Isteri Maitsam yang pemberani itu, memutuskan menguburkan mereka. Di tengah malam, tatkala orang-orang tengah tidur terlelap, diam-diam ia membawa ketiga jenazah itu ke rumahnya. Malam itu juga, jenazah-jenazah itu di bawa ke samping Masjid Agung Kufah. Di situ, ia menguburkan mereka dalam keadaan bersimbah darah suci. Tak seorang pun yang mengetahui kejadian ini selain tetangganya, yakni isteri Hani bin Urwah.
Betapa mulia wanita pemberani itu. Ia benar-benar layak menjadi isteri Maitsam. Ya, pribadi semacam Maitsam, selayaknya memiliki isteri yang punya keberanian semacam itu. Inilah hasil dari usaha keras sang suami dalam membina, mendidik dan menjadikan isterinya begitu cerdas dan bertanggung jawab.