Menyusul tewasnya tiga aparat keamanan rezim Zionis Israel oleh operasi mati syahid seorang warga Palestina di al-Quds, para pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina menekankan kembali komitmen rakyat Palestina dengan opsi Muqawama (perlawanan) dalam mengahadpi rezim Zionis.
Khader Habib, seorang pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina pada Selasa, 26 September 2017 menyebut operasi perlawanan pemuda Palestina sebagai bukti penegasan bangsa palestina untuk memilih perlawanan dalam menghadapi penjajah.
Ia mengatakan, segala bentuk upaya untuk melemahkan Palestina akan gagal.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis mengatakan, serangan terhadap aparat keamanan Israel menandakan dimulainya tahap dan gelombang baru operasi anti-Tel Aviv.
Menyusul operasi mati syahid di al-Quds, Netanyahu marah dan memerintahkan untuk menghancurkan rumah pelaku dan memblokade desa kelahirannya.
Nimr Mahmoud Ahmed Jamal, seorang pemuda Palestina, telah melakukan operasi mati syahid di barat laut kota al-Quds pada Selasa dini hari.
Operasi tersebut menewaskan sedikitnya tiga tentara Zionis dan melukai seorang lainnya. Ahmed Jamal sendiri gugur syahid setelah ditembak oleh aparat keamanan Israel.
Intifada al-Quds meletus pada 1 Oktober 2015 untuk memprotes meningkatnya penyerbuan aparat keamanan Israel dan warga distrik Zionis ke tempat-tempat suci Islam, terutama ke Masjid al-Aqsa.
Sejak intifada tersebut hingga sekarang, sekitar 380 warga Palestina gugur syahid ditangan aparat keamanan rezim Zionis.
Sumber : Parstoday