Sesungguhnya kedudukan manusia di hadapan Tuhan, sama sekali tidak ditentukan oleh warna kulit, kedudukan, kekayaan, atau apapun hal-hal yang bersifat material, akan tetapi hanya bergantung pada keimanan, ketakwaan dan kesempurnaan seseorang. Dengan kualifikasi seperti itulah seseorang akan menjadi contoh dan teladan. Dalam pandangan Al-Quran, manusia sempurna seperti Rasulullah SAW dan keluarganya yang suci, merupakan teladan dan figur bagi manusia yang lainnya.
Oleh karena itu, jika manusia sempurna tersebut adalah seorang lelaki, maka ia bukan saja teladan dan figur bagi laki-laki, akan tetapi ia juga teladan bagi semua manusia. Begitu pula jika manusia sempurna tersebut seorang perempuan, maka ia bukan hanya teladan bagi perempuan saja, melainkan lebih dari itu ia juga teladan dan panutan bagi seluruh manusia – lelaki maupun perempuan – yang mesti diikuti. Oleh sebab itu, setiap kali Al-Quran berbicara masalah kesempurnaan dan nilai-nilai agung yang akan dicapai oleh manusia, maka ia akan menyebutkan perempuan bersamaan dengan lelaki.
Seperti pada surah Al-Ahzab ayat 35 disebutkan: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Demikianlah ayat tersebut, membuktikan betapa Islam tidak membedakan lelaki dan perempuan dari sisi nilai dan kesempurnaan.
Wassalam