Oleh : Syaikh Husain Mazhahiri
Kesaksian Anggota Tubuh atas Manusia
Suatu hal yang lain harus mendapat perhatian lebih dari segala yang telah dijelaskan di atas adalah bahwa tangan, kaki, mata, telinga, lidah, kulit, daging dan tulang kita, semuanya akan memberikan kesaksian tentang kita pada hari kiamat.
Perlu juga kita ketahui bahwa dunia ini adalah dunia materi, adapun batin dari dunia ini adalah akhirat. Dunia ini adalah tampilan luar sedangkan batinnya yang hakiki adalah akhirat. Pandangan Al-Quran ialah bahwa alam akhirat itulah alam kehidupan yang sesungguhnya. Al-Quran Al-Karim berkata,
“Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut : 64)
Sekiranya kita mengetahui bahwa alam akhirat alam kehidupan yang sebenarnya, di mana segala sesuatu berbicara didalamnya. Ular dan kalajengking berbicara kepada manusia di dalam neraka jahanam, mereka mencela dan menyiksanya. Demikian juga gemuruh neraka jahanam berbicara kepadanya, dia mencela dan menyiksanya. Begitu pula buah-buahan, istana, tempat tidur, air, dan kenikmatan surga lainnya berbicara kepada manusia ahli surga, mereka menghibur dan membahagiakannya.
Oleh karena itu, pada hari kiamat di samping perasaan yang dimiliki roh seseorang, juga seluruh anggota tubuhnya dapat merasa, dapat mendengar dan dapat berbicara.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran Al-Karim yang menunjukkan kepada hal ini, salah satu di antaranya adalah,
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ kulit mereka menjawab, ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan,’” (QS. Fushshilat : 20-21)
Saya berlindung kepada Allah SWT dari hari yang memalukan itu! Disebutkan, bahwa pada hari itu mereka berkumpul dalam barisan-barisan di padang mashyar. Lalu mata mereka memberikan kesaksian atas mereka bahwa mereka telah melihat hal-hal yang diharamkan atau telah menyaksikan film ataupun adegan tertentu, pada jam anu di hari anu.
Telinga memberikan kesaksian atas mereka dengan mengatakan bahwa engkau telah mengumpat, engkau telah berdusta, dan engkau telah menyakiti orang lain dengan lidahmu.
Kulit mereka memberika kesaksian atas mereka dengan mengatakan, “Bukankah engkau telah menyentuh wanita asing dengan tangan dan badanmu?”
Begitulah adanya bahwa kulit, telinga dan tulang akan memberikan kesaksian atas manusia, sehingga pemiliknya menjadi sangat terkejut dan berkata, “Kenapa engkau memberikan kesaksian atas kami?”
Al-Quran Al-Karim menggambarkan protes yang disampaikan oleh manusia terhadap telinga, mata dan lidah mereka, dengan menceritakan protes kulit mereka, “Dan mereka berkata kepada kulit kami, ‘kenapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’” Kulit berkata, kenapa engkau memberikan kesaksian yang memberatkan kami. Maka kulit mereka pun menjawab, persis sebagaimana jawaban bumi, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan (pula) kami pandai berkata.” Kulit berkata, saya mempunyai perasaan ketika di dunia namun saya tidak diperkenankan untuk berkata dan memberikan kesaksian. Akan tetapi sekarang Allah SWT memerintahkan saya untuk berbicara dan memberikan kesaksian.
Ayat Al-Quran ini memberitahukan kepada kita bahwa anggota-anggota tubuh kita mengakui dan memberikan kesaksian atas kita.
Adapun orang yang selalu berdiri untuk beribadah, maka kelak betisnya akan memberikan kesaksian atas kesalehan tuannya pada hari kiamat. Betis itu berkata, “Ya Allah, saya kelelahan dunia dikarekan dia bersandar kepada saya dalam melakukan ibadah dan munajatnya di tengah malam, di mana dia berdoa dan mengerjakan shalat malam.”
Demikian juga tangan yang digunakan untuk membantu orang-orang miskin dan lemah akan bersaksi pada hari kiamat, “Ya Allah, dengan perataraanku dia telah membantu orang-orang miskin dan lemah. Begitu pula lidah yang selalu digunakan untuk berzikir dan telinga yang selalu digunakan untuk mendengarkan bacaan Al-Quran dan khotbah, kelak akan memberikan kesaksian untuk tuannya pada hari kiamat.
Adapun mata yang digunakan untuk melihat adegan tabu, telinga yang digunakan untuk mendengar musik dan nyanyian, dan lidah yang digunakan untuk mengumpat, kelak akan memberikan kesaksian yang memberatkan bagi tuannya pada hari kiamat.
Kaki yang dilangkahkan kearah maksiat, tangan yang digunakan untuk mencuri dan memperingan timbangan dalam jual beli, atau digunakan untuk melukai wajah seseorang, niscaya akan memberikan kesaksian yang memberatkan bagi manusia pada hari kiamat.
Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran Al-Karim, bahwa manusia yang membangkang dan keras kepala ini, manakala bumi bersaksi atasnya manakala waktu, para malaikat, Rasulullah saw dan para iman yang suci as bersaksi atasnya, dia malah mengingkarinya. Dan, manakala dia mengingkarinya maka terhentilah lidahnya dari berbicara,
“pada hari ini kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberikan kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65)
Adapun manusia yang keras kepala ini jika dia tetap bersikeras dengan pengingkarannya maka lidahnya akan terkunci sementara seluruh anggota tubuhnya lain akan memberikan kesaksian atasnya. Pada ayat yang lain Al-Qur’an al-Karim menyatakan,
”dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)
Artinya, wahai manusia, berhati-hatilah dari menyebarkan gossip, jangalah berburuk sangka kepada orang lain, jagalah ucapan-ucapanmu, dan gerakkanlah ucapan-ucapanmu itu hanya semata-mata atas dasar ilmu dan bukan atas dasar yang lain. Kemudian Al-Qur’an al-Karim mengingatkan kita untuk memperhatikan,
“sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggung jawabannya.”
Lahir dan batin Anda akan memberikan kesaksian atas anda pada hari kiamat. Dari penjelasan ayat yang mulia ini kita dapat mengetahui bahwa di samping daging, kulit, tulang dan anggota-anggota tubuh lainnya yang akan memberikan kesaksian atas manusia, maka hati, roh, dan esensi manusia pun akan memberikan kesaksian atas manusia pada hari kiamat.
Tema ini juga mempunyai sisi pembahasan irfani yang dalam, namun bukan merupakan tema pembahasan kita sekarang. Tema pembahasan saya sekarang ialah agar kita semuanya mempunyai sikap waspada dan hati-hati, supaya jangan sampai tersingkap aib anda pada hari kiamat dengan perantaraan waktu dan tempat, dengan perantaraan pintu dan dinding, dengan perantaraan daging, kulit dan tulang anda, dengan perantaraan mata dan telinga anda, dan dengan perantaraan jiwa anda.
Tersingkapnya aib adalah suatu perkara yang berat, dan sesuatu yang paling menyakitkan bagi manusia ialah tersingkap aibnya.
Jika seseorang melakukan dosa di dunia, maka tentu dia akan lebih memilih mati dibandingkan harus tersingkap aibnya.
Seoarang wanita yang melakukan satu perbuatan yang buruk meskipun itu kecil, tentu dia akan lebih memilih mati dibandingkan harus tersingkap aibnya.
Seorang laki-laki dan perempuan yang tidak ingin tersingkap aibnya, mereka harus tahu bahwa hari kiamat adalah hari tersingkapnya aib, hari dimana Allah SWT, Rasulullah SAW, para Manusia yang suci, Sayyidah Fatimah Zahra, para malaikat Allah, pintu, dinding, waktu, tempat, dan seluruh anggota tubuh memberikan kesaksian yang menguntungkan atau yang mencelakakan manusia.
Pikirkanlah hal ini setiap hari sebanyak sekali, dua atau tiga kali setelah selesai shalat, pada saat waktu senggang, pada saat seorang wanita telah selesai mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, atau ketika anda tengah sibuk di pasar atau setelah selesai dari kegiatan keseharian anda.
“Bertafakkur sesaat lebih baik daripada beribadah setahun.”
Perhatikanlah perkara ini. Karena perhatian kita kepada perkara ini akan menjamin kebahagian kita di dunia dan akhirat. Perhatian kepada perkara ini akan menjadikan manusia senantiasa sadar dan berpikir. Atau dengan kata lain, perhatian pada perkara ini akan menganugerahkan malakah (tabiat) tafakkur dan merenung kepada manusia.
Saya ucapkan selamat kepada mereka yang telah memiliki malakah ini, yaitu malakah tafakkur, yang menjadikannya senantiasa merenung dan bertafakkur secara sengaja maupun tidak sengaja.
Al-Quran Al-Karim menyatakan, jika seseorang telah sampai pada keadaan ini maka Allah SWT akan meraih tangannya dan mengangkatnya sesaat demi sesaat,
“Bertasbih kepada Allah di rumah-rumah yang telah diperintahkan untuk dimuliakan disebut nama-Nya di dalamnya.” (QS. An-Nur : 36)
Kemudian pada ayat Al-Quran Al-Karim berikutnya,
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (Pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” (QS. An-Nur : 37)
Mereka itulah orang-orang yang memiliki malakah tafakkur, yang mana perniagaan dan perbuatan –perbuatan dunia tidak dapat menjadikan mereka lalai dari mengingat Allah SWT.