Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka di neraka jahanam ia kelak akan tetap terjun untuk selama-lamanya.”
Pada bulan Syawal tahun ke-3 Hijriah terjadi perang Uhud. Kaum kafir Quraisy dengan pimpinannya, Khalid bin Walid dan Abu Sufyan melancarkan serangannya.
Rasulullah SAW menempatkan Abdullah bin Jabir bersama 50 orang lainnya yang dilengkapi busur dan anak panah untuk berada di atas bukit. Beliau memperingatkan mereka untuk tidak beranjak dari puncak bukit itu betapa pun resiko yang menghadang, apakah menang atau kalah dalam peperangan.
Setelah itu, kedua pasukan mulai bertempur.Pada awal-awal pertempuran, tentara Islam bertarung gagah berani dan membuat pasukan kafir hampir kalah. Namun kemudian, keadaan justru berbalik. Pasukan panah yang mengawasi medan perang itu melihat saudara-saudaranya memukul mundur pasukan musuh. Mereka pun turun meninggalkan bukit untuk memungut ghanimah (harta rampasan perang). Mereka lalai dan tidak mengindahkan perintah Rasulullah SAW untuk tidak beranjak dari posisi mereka.
Khalid bin Walid memanfaatkan kelengahan kaum muslimin. Ia dan pasukannya berbalik mengitari gunung kemudian menyerang kaum muslimin yang sedang sibuk mengumpulkan ghanimah itu dari arah belakang. Banyak pasukan Islam tewas karena ketidaktaatan sebagian mereka kepada Rasulullah SAW. Ada 70 syahid dan ada pula yang melarikan diri dari medan pertempuran.
Perang berakhir dengan kemenangan berada di pihak musuh. Namun demikian, Perang Uhud ini telah memberikan pelajaran tentang pentingnya ketaatan dan kesetiaan yang tak terlupakan oleh kaum muslimin.