Dalam ayat 79 surah Al-Isra’ Tuhan berkata kepada Rasulullah SAW bahwa: {Wa minallaili fatahajjad bihi naafilatan laka ‘isa an yab’atsaka rabbuka maqaaman mahmuudan} “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Dengan memperhatikan konteks ayat dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam menghidupkan salat malam maka orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan, mereka akan mendapatkan derajat dari sisi Tuhan yang Maha Agung. Kisah di bawah ini adalah suatu contoh dari pemberian Ilahi yang di tunjukkan kepada orang-orang yang menghidupkan salat malam:
Menghidupkan Shalat Malam
Ilmuan besar Muhammad Taqi Majlisy, Adalah kakek dari ‘Allamah Muhammad Baqir Majlisy mengatakan dalam sebuah kenangannya: Salah satu dari malam-malam setelah saya selesai melaksanakan salat malam dan tahajjud, telah tercipta dalam diri saya keadaan yang sangat baik dan saya paham akan keadaan tersebut, pada saat itu setiap kali saya menginginkan dan memohon hajat dari Tuhan, hajat saya akan di ijabah oleh-Nya, saya berpikir keinginan dan hajat apa yang ingin saya sampaikan kehadirat Tuhan SWT dari dunia dan akhirat ini, tiba-tiba terdengarlah suara tangisan dari anak saya Muhammad Baqir di dalam ayunannya dan saya secara spontan berkata kepada Allah SWT : Tuhanku! Demi hak Muhammad SAW dan keluarga Muhammad SAW, jadikanlah anak ini sebagai penyebar agama-Mu dan penerbit hukum-hukum Nabi besar-Mu dan berikanlah taufik dan keberhasilan yang tidak terhingga kepadanya.
Dan demikianlah jadinya bahwa doa dari ‘arif yang menghidupkan salat malam ini di ijabah oleh Tuhan SWT dan anaknya yang ilmuan itu mencapai sedemikian taufik dalam menyebarkan agama dan menerbitkan hukum-hukum Nabi SAW di mana orang-orang yang sepakat dan tidak sepakat dengan dirinya menjadi heran, sehingga pada hari ini tidak seorang penelitipun yang tidak butuh dalam hawzah agama dan ilmu-ilmu keislaman yang dihantarkan dan diusahakan dari tulisan-tulisan ilmuan ini. (Diterjemahkan oleh Ummu Jausyan)