Di antara semua persembahan kebudayaan islam yang paling penting adalah memandang tinggi ilmu dan pendidikan, dimana Al-Quran Al-karim telah menegaskan poin ini dalam sejumlah ayat-ayatnya. Wahyu Tuhan menjelaskan ilmu dan pendidikan ini dan mengatakan: (Hal yastawiy alladzina ya’maluuna walladzina la ya’lamuun) “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.”
Kisah dibawah ini adalah secuil kisah yang membangun akan pentingnya ilmu dan pendidikan:
Pemuda Cerdas
Sewaktu Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah, orang-orang di sekitarnya dan berilmu, berbondong-bondong untuk memberikan ucapan selamat. Di antara mereka terdapat sekumpulan orang-orang yang berasal dari negeri Hijaz yang datang di keraton dia dengan tujuan yang sama. Sewaktu Umar bin Abdul Aziz memandang mereka, dia perhatikan bahwa ada seorang pemuda yang telah siap untuk berbicara, berkatalah kepadanya “Minggirlah wahai pemuda dan izinkanlah seorang yang lebih tua di antara kalian untuk berbicara.” Pemuda itu segera berkata: “Wahai khalifah! Jika ukurannya adalah orang yang lebih besar dan tua, mengapa anda duduk di atas singgasana, padahal di antara kami ada yang lebih tua dari anda?” Umar bin Abdul Aziz terkejut dan heran dengan kecerdasan dan jawaban pemuda tersebut, dia lalu berkata: “Benar apa yang kau katakan dan kebenaran bersama kamu. Katakanlah keinginan hatimu sekarang juga.”
Pemuda itu berkata: ” Wahai amir! Kami datang dari jauh untuk mengucapkan selamat kepada anda dan yang kami lakukan ini adalah semata-mata memanjatkan puji syukur kepada Ilahi dimana Tuhan telah memberikan seorang pemimpin masyarakat yang baik seperti anda, dan jikalau bukan karena anda kami tidak akan memaksakan diri untuk datang kemari, sebab bukan karena kami takut kepadamu dan juga kami tidak tamak. Kami tidak takut kepadamu, sebab kamu bukanlah seorang penganiaya masyarakat dan adapaun sebab mengapa kami tidak tamak adalah sebab dari semua dimensi kami berada dalam kenyamanan.” Ketika perkataan pemuda itu telah selesai, khalifah memohon suatu nasihat darinya dan pemuda itu berkata: “Wahai khalifah! Ada hal yang membuat seorang pemimpin menjadi sombong dan bangga, pertama tidak patuh pada Tuhan dan kedua adalah berkata kasar, kosong dan penuh janji. Kamu harus berhati-hatilah darinya dan janganlah menggolongkan dirimu darinya. Sebab apabila kamu telah menjadi bagian darinya, maka kamu akan tergelincir dan akan akan menjadi kategori dari mereka dimana Tuhan berfirman tentang mereka: (wa la takuunuu kalladzina qaalu sami’na wa hum la yasma’un) “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) yang berkata: “Kami mendengarkan,” padahal mereka tidak mendengarkan (karena hati mereka mengingkarinya).”
Pada akhirnya khalifah menanyakan umur pemuda itu dan diketahui bahwa dia tidak lebih dari 12 tahun. Saat itu khalifah menyanjungnya dan membaca syair tentang beliau yang artinya seperti berikut: “Tuntutlah ilmu, dimana manusia cerdas tidak akan lahir ke dunia ini dan tidak akan pernah setara pandai dan jahil, sebuah kaum yang besar, kapan saja tidak memiliki orang yang cerdas, dalam pertemuan akan terlihat kecil.
{ *******}