Info Islam

Persiapan Militer Israel untuk Menggelar Perang Baru

Dalam beberapa pekan terakhir, gerakan militer dan ancaman para pejabat rezim Zionis Israel terhadap Suriah dan Lebanon meningkat. Tel Aviv mengabarkan penyelenggaraan latihan militer besar-besaran di seluruh wilayah pendudukan khususnya di dekat perbatasan Lebanon.

Militer rezim Zionis pada Senin, 19 Juni 2016, mengumumkan dimulainya manuver militer Angkatan Darat, Laut dan Udara rezim ini selama lima hari di semua wilayah pendudukan dan dekat perbatasan-perbatasan Lebanon.

Israel mengklaim bahwa tujuan latihan militer tersebut untuk memperkuat kesiapan pasukan dalam menghadapi kemungkinan serangan musuh seperti serangan dari Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah).

Manuver militer Israel berskala luas di berbagai wilayah pendudukan dan pengakuan para pejabat Tel Aviv tentang pemusatan latihan tersebut di perbatasan Lebanon dilakukan menyusul penegasan Avigdor Lieberman, Menteri Peperangan baru rezim Zionis tentang kemungkinan perang mendatang di kawasan.

Ketika mengunjungi pasukan Israel di perbatasan dengan Lebanon beberapa hari lalu, Lieberman yang berpandangan ekstrem ini menegaskan, perang di masa mendatang di medan tempur utara akan sangat sulit dan tidak dapat dihindari, dan Israel harus segera menyiapkan diri untuk perang dengan Suriah dan Lebanon.

Selama kunjungan yang ditemani Gadi Eizenkot, Kepala Staf Umum Militer Israel, Liberman mengakui adanya persoalan yang dihadapi oleh pasukan di front utara dan ia menuntut penyelesaian pesoalan tersebut secepat mungkin.

Lieberman juga mengunjungi AS pada Jumat untuk membicarakan paket bantuan militer Washington kepada Tel Aviv. Ia bertemu dengan Ashton Carter, Menteri Pertahanan AS. Agenda utama lawatan ini adalah perundingan terkait jaminan kesepakatan bantuan militer selama 10 tahun kepada Israel. Menurut sumber-sumber Zionis beberapa bulan lalu, AS memberikan dana 235 juta dolar kepada Israel untuk memperkokoh sistem anti rudalnya.

Petualangan baru militer rezim Zionis di perbatasan Lebanon dan Suriah dan klaim rezim ini tentang ancaman Beirut dan Damaskus terjadi ketika kedua negara Arab tersebut sedang dalam kondisi sensitif disebabkan ulah kelompok-kelompok teroris.

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah rezim Zionis yang memperoleh dukungan penuh dari Barat dan Amerika Serikat menjadikan Lebanon dan Suriah sebagai target utama serangan militernya.

Meski setelah manuver militer rezim Zionis, dunia menyaksikan perang yang dikobarkan rezim ini di kawasan –dan hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam serangan Israel ke Lebanon, Palestina dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir–namun pengalaman membuktikan bahwa berbagai manuver dan serangan Tel Aviv tidak berpengaruh untuk mengubah kondisi akibat kegagalan Israel di berbagai medan operasi untuk memerangi rakyat di kawasan.

Peningkatan gerakan militer rezim Zionis di perbatasan dengan Lebanon dan Suriah akan semakin memperlihatkan jati diri rezim yang haus perang ini di hadapan opini publik regional dan internasional. Petualangan rezim penjajah al-Quds tersebut menuai protes opini publik dan akan semakin membuat Israel dikucilkan di arena internasional.

Sejumlah pengamat meyakini, rezim Zionis yang menghadapi banyak masalah internal dan persoalan di luar, berusaha untuk mengalihkan opini publik dari persoalan tersebut dan ingin memperluas kebijakan ekspansionisnya dengan cara menggelar berbagai manuver militer dan memamerkan kekuatan untuk menciptakan ketakutan rakyat di kawasan. (RA)

Sumber : www.parstoday.com

Komentari Artikel Ini

comments

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
%d blogger menyukai ini: