Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani, mengatakan Iran tidak menginginkan ketegangan dengan negara-negara di kawasan, khususnya para tetangganya.
Rouhani dalam wawancara live dengan televisi nasional, Selasa (2/2/2016) malam, menjelaskan tentang kebijakan luar negeri Iran terkait negara-negara kawasan dan tetangga. Ia menilai perilaku beberapa negara tetangga Iran, tidak sesuai dengan prinsip bertetangga baik, persaudaraan, ikatan agama, dan masa lalu sejarah antara kedua negara.
Dia mengatakan bahwa jika suatu hari nanti mereka meninggalkan kebijakan tebar konflik di kawasan dan ingin menebusnya, maka bangsa besar Iran memiliki jiwa besar untuk mengizinkan mereka menebus kesalahan-kesalahannya.
Lalu, bagaimana jika beberapa tetangga tetap melanjutkan kebijakan tebar konflik terhadap Iran? Rouhani menegaskan bahwa pertama, tindakan itu akan merugikan mereka sendiri dan kedua, jika dalam kasus tertentu dianggap perlu, langkah tegas akan diambil, karena kelembutan satu sisi menjadi tidak mungkin.
Ia menandaskan Republik Islam akan bersikap tegas terhadap para perusak kepentingannya dan menambahkan bahwa negara-negara kawasan perlu mempertimbangkan maslahat, karena Iran tidak mengejar “kekuatan unggul” di kawasan, tapi sebuah wilayah yang membanggakan dan kuat.
Republik Islam Iran merupakan sebuah kekuatan regional dan kekuatan itu tidak untuk menyerang kepentingan negara-negara kawasan, khususnya para tetangga. Kekuatan “pemberi ketenangan dan pembawa keamanan” Iran akan digunakan untuk menciptakan sebuah kawasan yang aman.
Keinginan Iran Islami adalah berinteraksi dengan semua negara kawasan di lingkungan yang stabil sehingga dalam kerangka itu, perdamaian akan tumbuh dan semua negara akan maju.
Kekacauan dan ketegangan akan menghalangi pembangunan semua negara dan bersikeras pada kebijakan konfrontatif dan bahkan penggunaan kekuatan militer akan membuat kawasan hancur. Suriah, Irak, dan Yaman merupakan contoh nyata dari tidak adanya kebijakan interaksi negara-negara kawasan.
Beberapa negara regional termasuk Arab Saudi – tetangga selatan Iran – bergerak untuk memperkeruh ketegangan di kawasan. Peran destruktif Saudi di Suriah dan Yaman, hanya akan menyebabkan terbunuhnya warga sipil, hancurnya kedua negara, dan meluasnya ketidakamanan di kawasan.
Manuver-manuver pemerintah Saudi merupakan gerakan untuk menciptakan konflik dan merusak kepentingan negara-negara regional. Kebijakan konfrontatif Saudi terhadap Iran juga bisa dilihat dalam kerangka itu.
Langkah Riyadh memutus hubungan diplomatik dengan Tehran – dengan alasan serangan orang-orang yang mencurigakan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran – dan upaya untuk merusak kepentingan Iran, merupakan sebuah sikap yang mengabaikan prinsip bertetangga baik, persaudaraan, dan kesamaan agama.
Iran – berbeda dengan Saudi – memperlihatkan prinsip bertetangga baik dan rasa persaudaraan terhadap tetangga selatannya itu dengan maksud memperkuat keamanan dan stabilitas di kawasan. Tehran mengedepankan kesabaran dan persahabatan dengan Riyadh.
Republik Islam Iran bersikap sebagai sebuah negara yang bertanggung jawab dan tidak mencari kepentingannya dengan cara merusak kepentingan pihak lain, terutama para tetangga. Iran selalu mengejar hubungan yang rasional dan konstruktif dengan semua tetangganya dan pendekatan ini, akan menjamin stabilitas dan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan serta membantu pembangunan semua negara.
Sumber : www.indonesian.irib.ir