Kebetulan pada hari itu, Nabi Isa as lama sekali tak kunjung tiba, hingga masuk waktu Isya’. Begitu beliau turun dari atas gunung sambil membawa sedikit tumbuh-tumbuhan untuk buka puasa ibundanya, ternyata beliau dapati ibunya sedang tidur. Ia berkata pada dirinya: “Alangkah baiknya apabila aku biarkan beliau sedikit beristirahat,” kemudian Isa as sibuk beribadah hingga lewat sepertiga malam, ia melihat ibundanya masih tidur, dipanggilnya namun tak ada jawaban. Ia berkata lagi pada dirinya: “Biarlah beliau tidur”, iapun tidak berbuka hingga terbit fajar.
Nabi Isa as mulai diliputi kekhawatiran sebab ibunya tidak pernah tidur begitu lama, didekatinya tubuh sang ibunda ternyata beliau telah tiada. Isa as meletakkan wajahnya di atas wajah ibunya sambil menangis dengan disertai oleh tangisan para malaikat. Jibril, Mikail, serta para bidadari surga turun ke bumi demi membantu Isa as dalam mengurusi jenazah ibunya.
Pada saat malaikat pencabut nyawa turun ke bumi untuk mencabut nyawa Maryam yang kala itu sedang berada dalam mihrab ibadahnya, ia berkata; “Salam sejahtera atasmu wahai Maryam yang selalu berpuasa dan menghidupkan malam.”