Suatu kali seorang laki-laki dari Syam yang diupah Mu’awiyah bin Abi Sufyan untuk mencaci maki keluarga Rasulullah SAW. Melihat Al-Hasan sedang menaiki untanya, laki-laki itu lalu mengutukinya. Al-Hasan tidak membalas kutukan itu sedikit pun.
Ketika laki-laki tersebut sudah puas menyampaikan kutukannya kepada beliau, Sayyidina Hasan menatap orang itu sambil tersenyum dan berkata, “Tuan, saya pikir Tuan orang baru di sini. Apakah Tuan tersesat? Kalau butuh pertolongan, mari saya tolong. Kalau butuh sesuatu, Tuan akan saya beri. Kalau Tuan butuh ditunjukkan suatu tempat, akan saya tunjukkan. Kalau Tuan butuh orang yang membawakan barang-barang Tuan, akan saya bawakan. Kalau Tuan lapar, mari makan bersama saya. Kalau Tuan butuh pakaian, nanti saya berikan. Kalau Tuan seorang miskin, akan saya bantu Tuan agar berkecukupan. Kalau Tuan terusir dari kampung halaman Tuan, mari saya carikan tempat tinggal. Kalau Tuan punya keperluan-keperluan, akan saya penuhi kebutuhan Tuan dan kalau Tuan berada dalam perjalanan serta tinggal di sini untuk beberapa waktu sebagai tamu saya, nanti Tuan akan saya beri bekal. Sebab, saya punya tempat tinggal yang nyaman, kedudukan yang terhormat dan harta yang amat banyak.
Ketika laki-laki tersebut mendengar ucapan Sayyidina Hasan itu, maka menangislah dia, lalu berkata : “Saya bersaksi bahwa Tuan adalah Khalifah Allah di muka bumi ini. Allah Mahatahu bahwa sebelum ini, Tuan dan ayah Tuan adalah orang-orang yang paling saya benci, dan sekarang Tuan dan ayah Tuan adalah orang yang paling saya cintai di antara semua manusia di dunia ini.” Sesudah itu Al-Hasan menjamunya hingga dia pulang kembali ke kampung halamannya.
———————————————————————————-
Disebutkan bahwa sekali waktu, beliau menemukan salah seekor kambingnya sudah patah kakinya. Lalu beliau bertanya kepada pembantunya, “Siapa yang melakukan ini?” “Saya”, jawab pembantunya itu.
“Mengapa engkau lakukan ini?” “Agar Tuan memperhatikan dan memberi sesuatu kepada saya.” Al-Hasan tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, mari ikut aku.” Kemudian beliau membebaskan budak tersebut dan memberinya uang dan barang-barang secukupnya.