Pembaca budiman,
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, manusia tentu saja membutuhkan aturan, hukum serta program yang sempurna pula untuk mengantarkannya meraih kehidupan yang bahagia. Baik menyangkut kehidupan lahiriah maupun kehidupan spiritual dan batiniah manusia. Mungkin saja ada yang mampu menyusun sebuah aturan atau program untuk mengatur urusan-urusan duniawi manusia, akan tetapi sudah pasti mereka tidak mempunyai pengetahuan-pengetahuan yang cukup tentang rahasia-rahasia dan kekhasan ruh malakuti, kebutuhan spiritual dan batiniah, faktor-faktor kesempurnaan jiwa dan sebab-sebab jatuhnya manusia. Karena kekurangan pengetahuan mengenai dirinya sendiri, menjadikan manusia tidak mampu dalam menyusun program yang sempurna dan komprehensif untuk diri mereka. Pada titik inilah, urgensi dari Nubuwwah atau Kenabian menjadi sangat relevan.
Dalam ajaran Islam, Nubuwwah atau Kenabian, memang menjadi salah satu diskursus yang sangat fundamental berkaitan dengan fondasi keberagamaan. Bagaimana tidak, karena dengan konsep itulah maka kesadaran akan mabda dan ma’ad bisa terpahami. Lewat jalur itu pula, manusia dapat mengenal Sang Khalik dan asal usulnya sebagai makhluk, bagaimana menjalani kehidupan di alam materi dan seperti apa kehidupan di alam akhirat. Oleh karena itu, ketika manusia dengan segala potensinya ingin menjalani hidup dan meraih kebahagiaan hakiki, maka manusia memerlukan jalan dan petunjuk. Tanpa bimbingan maka ia tidak akan mampu mencapai kesempurnaan. Bila manusia hanya mengandalkan dirinya sendiri, maka bisa dipastikan manusia tidak akan mampu mengenal dengan baik aturan hidup jalan kebahagiaan tersebut, apalagi menjalankannya. Di saat seperti itu, manusia membutuhkan Sang Pencipta alam semesta dan sekaligus memahami pentingnya pengutusan para nabi. Para nabi adalah manusia-manusia pilihan yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Dengan diutusnya para nabi, menunjukkan manifestasi dari sifat Maha Lembut Tuhan, yang enggan membiarkan ciptaan-Nya berjalan tanpa adanya tuntunan dan bimbingan yang benar. Selamat membaca!!!
“Maka telah diutus kepada mereka para nabi dan rasul-Nya secara berkesinambungan,
agar mereka melaksanakan perjanjian suci-Nya, mengingatkan mereka kelalaian
akan nikmat-Nya, memberikan hujjah atas mereka dengan penyampaian,
menggerakkan mereka akan terpendamnya akal dan memperlihatkan kepada
mereka mukjizat-mukjizat yang tak tertandingkan.”
(Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah)
Wassalam