Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Assad, adalah mitra sejati dalam pemberantasan kelompok teroris Takfiri ISIS.
Dalam wawancaranya dengan televisi Rossiya 1, Lavrov mengkritik kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan standar ganda yang digunakan negara itu dalam pemberantasan terorisme dan menegaskan, “Bashar Assad adalah mitra yang terpercaya dalam pemberantasan ISIS bagi mereka yang benar-benar jujur ingin memerangi terorisme.”
Menlu Rusia juga menekankan pentingnya penyingkiran standar ganda demi efektivitas pemberantasan kelompok teroris Takfiri ISIS.
Terorisme ISIS telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat dunia dan setiap hari muncul dimensi baru dari ancaman tersebut. Menyusul perluasan aksi ISIS hingga ke wilayah Arab Saudi dan Kuwait, maka jelas sudah bahwa tidak ada lagi batasan teritorial untuk terorisme ISIS.
Pemberantasan serius dan konstruktif secara kolektif hanya dapat dilakukan melalui mekanisme riil untuk mencerabut akar terorisme ISIS di kawasan. Terlepas dari politik sejumlah negara Arab dan Barat dalam pemberantasan terorisme, pemerintah Suriah dan Irak sepenuhnya mengandalkan kekuatan dalam negeri dan berada di garis terdepan di medan pertempuran dengan ISIS.
Pemerintah dan militer Presiden Suriah, Bashar Assadn, telah lebih dari empat tahun lalu berkonfrontasi dengan kelompok teroris yang paling berbahaya di dunia ini. Sementara negara-negara pengklaim anti-terorisme, dengan politik standar ganda, justru berkontribusi memperkuat teroris di Suriah. Amerika Serikat, negara pencetus “aliansi internasional anti-ISIS”, alih-alih melengkapi upaya pemerintah Assad dalam perang melawan terorisme, justru berhadap-hadapan dengan upaya-upaya pemerintah Assad.
Payung dukungan udara oleh Amerika Serikat untuk mengatur dan melindungi apa yang mereka sebut dengan “para pemberontak moderat” di Suriah serta program pelatihan mereka di Yordania dan Turki, sepenuhnya tidak sesuai dengan politik pemerintah Suriah dalam pemberantasan terorisme ISIS. Dengan membagi “terorisme baik” dan “terorisme buruk”, Amerika Serikat melatih dan mempersenjatai “para pemberontak moderat” untuk berperang melawan pemerintah Suriah, dengan kerjasama Turki dan Arab Saudi. Pernyataan dan kebijakan kontradiktif Amerika Serikat dan sekutu regionalnya dalam perang melawan terorisme, tidak prnah berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan regional maupun internasional. Salah satu buktinya adalah penyusupan ISIS ke wilayah Arab Saudi dan Kuwait.
Elemen terpenting untuk menang menghadapi kelompok teror dan pembunuh berdarah dingin ISIS adalah kerjasama kolektif dengan pemerintah Suriah, sebagai mitra sejati di medan ini, sebagaimana yang telah dikemukakan Lavrov. Meski berbagai propaganda rapi pihak-pihak pendukung teroris, selama lebih dari empat tahun pemerintah Suriah tetap menunjukkan komitmennya dalam hal ini. Pengalaman dan keberhasilan militer dan pemerintah Assad dalam perang melawan terorisme merupakan kesempatan terbaik bagi mereka yang benar-benar ingin mecerabut seluruh akar terorisme.
Source : http://indonesian.irib.ir/