Info Islam

Pemerintah Rusia Larang Peredaran Buku Islam

Rusia melarang peredaran buku Islam. Negeri komunis ini punya ‘Hukum Ekstremisme Rusia’, di mana distribusi buku Islam bisa dihukum empat tahun penjara

Pemerintah Moskow yang melarang sejumlah buku Islam dengan alasan dapat mengajarkan ekstremisme memicu kemarahan kelompok minoritas Muslim. Mereka mengutuk langkah itu sebagai suatu hal yang tidak dapat dibenarkan dan bersifat totaliter.

“Mereka mempublikasikan daftar buku-buku Muslim yang dianggap melanggar hukum tentang ekstremisme atau supremasi agama,” ujar Mufti Agung Rusia Ravil Gainutdin.

Larangan itu juga termasuk buku-buku Islam terbaru yang dimasukkan ke dalam Daftar Federal tentang materi “ekstremis.” Tak jelas apa yang dimaksud “ekstrimis”. Di antaranya adalah The Personality of a Muslim karangan Muhammad Ali al-Hashimi. Buku ini dipandang sebagai buku agama utama untuk panduan bagi puluhan ribu Muslim Rusia. Buku ini menekankan pada kebaikan hati dan kemurahan hati buat penganut agama lain. Buku lain yang dilarang termasuk berbagai hasil karya tokoh agama Islam yang terkenal dari Turki, Said Nursi tahun 1878-1860.

Menurut Gainutdin, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk terus melarang buku-buku agama Islam yang bernilai. “Mengapa tidak ada jawaban khusus? Mengapa mereka mempublikasikan daftar buku-buku terlarang tanpa membuat alasan khusus,” ujarnya.

Berdasarkan ‘Hukum Ekstremisme Rusia’, distribusi secara massal, persiapan atau penyimpanan buku dengan tujuan untuk distribusi massal buku-buku terlarang bisa membuat pelakunya dihukum empat tahun penjara.

Menurut Gainutdin, cara yang diterapkan pemerintah dengan melarang buku-buku Islam sangat tidak cocok dengan demokrasi. Pemerintah dinilai telah bertindak tercela karena tidak melibatkan pakar Muslim, para imam, atau kepala departemen urusan Muslim Rusia sebagai konsultan.

RAJA ARAB SAUDI: UMMAT ISLAM SELURUH DUNIA HARUS SATU SUARA HADAPI MUSUH BERSAMA

Raja Arab Saudi, Raja Abdullah (dalam dialog antar agama) meminta umat Islam untuk menyatukan suara dalam menghadapi musuh bersama kaum muslimin. Ia juga mengata kan, selama ini kaum ekstrimis telah meng eksploitasi ajaran Islam yang sesungguhnya sangat toleran, sehingga membuat buruk citra Islam di Barat. Raja Abdullah mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi umat Islam di Makkah yang berlangsung selama tiga hari, dan dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara. “Pada hari ini Anda semua berkumpul untuk mengatakan pada seluruh dunia, kami menyuarakan keadilan, nilai-nilai dan kemanusiaan. Kami menyuarakan kebersamaan dan dialog secara rasional dan terbuka,” kata King Abdullah dalam pidatonya.

Ia menambahkan, kelompok ektrimis yang merongrong kesucian agama Islam, adalah tantangan bagi umat Islam sekarang ini. “Oleh sebab itu acara ini digelar, untuk menjawab tantangan isolasi, ketidaktahuan dan wawasan yang sempit sehingga dunia mampu menyerap pesan-pesan mulia Islam,” sambung Raja Abdullah. Laporan BBC menyebutkan, yang menarik dari konferensi ini adalah ketika Raja Abdullah memasuki ruangan konferensi dan berjalan berdampingan dengan mantan presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani. Keduanya juga duduk berdampingan di panggung kehormatan. Ini, tulis BBC, menjadi pesan bahwa kerajaan Saudi yang Sunni sudah bersikap terbuka dengan Muslim Syiah.

Konferensi umat Islam di Makkah itu memang ditujukan untuk menyatukan suara umat Islam di seluruh dunia terutama dalam dialog dengan kalangan pemuka agama. Karena saat ini masih terjadi pertentangan di kalangan umat Islam sendiri, khususnya antara Muslim Sunni dan Muslim Syiah. Pada kesempatan itu Rafsanjani juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk menghentikan kontrol AS terhadap sumber-sumber dan kekayaan alam di negara-negara Muslim, salah satunya penguasaan AS atas sumber-sumber minyak di Arab Saudi.

Komentari Artikel Ini

comments

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
%d blogger menyukai ini: