Info Islam

Anak-anak Palestina, Simbol Perlawanan

Israel baru saja membebaskan seorang remaja Palestina berusia 17 tahun, Ahed Al-Tamimi, dan 291 anak lainnya dari penjara rezim Zionis.

Perlawanan Palestina terhadap berlanjutnya kejahatan rezim Zionis tidak mengenal usia. Seluruh lapisan masyarakat Palestina dari anak-anak, remaja hingga orang tua bahu-membahu bersatu melancarkan perlawanan terhadap Israel.

Aksi berani yang dilakukan seorang gadis remaja bernama Ahed Al-Tamimi menunjukkan posisi penting gerakan perlawanan dalam masyarakat Palestina di tengah gencarnya tekanan dan serangan Israel yang disertai dukungan penuh AS terhadap rezim Zionis. Gelombang perlawanan baru Palestina terhadap Israel berlangsung di saat AS belum lama ini memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis.

Ahed Al Tamimi dikenai hukuman penjara delapan bulan karena bentrok dan menampar dua tentara Israel.Gadis belia ini ditangkap dan dijebloskan ke penjara Israel dalam usia masih 17 tahun. Sesuai konvensi hak anak yang disahkan November 1989, seluruh orang yang berusia di bawah 18 tahun masuk dalam kategori anak-anak. Oleh karena itu penangkapan dan pemenjaraan Ahed Al-Tamimi melanggar aturan internasional.

Ahed Al-Tamimi dengan keberaniannya menjadi simbol gerakan perlawanan Palestina. Setelah dibebaskan  dari penjara, remaja putri Palestina ini menegaskan bahwa perlawanan akan terus berlanjut.

Kementerian luar negeri Lebanon dalam statemennya memuji keberanian remaja Palestina ini, dengan mengatakan, Ahed Al-Tamimi sebagai remaja puteri Palestina membuktikan bahwa gerakan perlawanan dalam menghadapi agresi, kelaliman dan arogansi Israel tidak mengenal usia dan gender.

Cerita perlawanan anak-anak Palestina tidak hanya terbatas pada Ahed Al-Tamimi saja. Sebab ribuan anak Palestina lainnya hingga kini telah gugur dan cidera akibat kejahatan rezim Zionis. Sebagian dari mereka juga kehilangan orang tua, maupun ditahan oleh Israel.

Gelombang protes terbaru yang dimulai sejak 30 Maret 2018 hingga kini telah menewaskan 20 anak Palestina. Selain itu, sebagian dari 3200 orang yang terluka dalam aksi tersebut adalah anak-anak. Pengacara Palestina, Hanan Asharawi  mengungkapkan sebanyak 291 orang anak Palestina hingga kini masih mendekam di penjara rezim Zionis dengan kondisi psikologis dan fisik yang rentan dan lemah karena penyiksaan dan interogasi.

Ahmed Manasrah contoh lain dari anak Palestina yang menjadi korban kekejaman tentara Israel. Meskipun masih berusia 13 tahun  ketika ditangkap tahun 2015, tapi ia tidak luput dari aksi kekerasan tentara Israel.

Rezim Zionis hingga kini melanjutkan aksi penyiksaan anak-anak Palestina dengan tujuan supaya orang tua mereka khawatir dan menghentikan gerakan perlawanan terhadap rezim Zionis. Tapi hal itu tidak menyurutkan perlawanan Palestina. Sebab anak-anak Palestina telah menjadi simbol perlawanan sebagaimana ditampilkan Ahed Al-Tamimi. Bahkan rezim Zionis harus mengubah tempat penyambutan Ahed ke tempat lain karena besarnya sambutan dari masyarakat Palestina.

Sumber : Parstoday

Komentari Artikel Ini

comments

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
%d blogger menyukai ini: