Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde meminta negara-negara Arab di Teluk Persia untuk menyesuaikan anggarannya dan mencari alternatif lain sebagai sumber pendapatan selain penjualan minyak dan gas ke pasar dunia.
“Harga minyak turun selama 12 bulan terakhir dan berdasarkan harga minyak di masa depan serta masalah penawaran dan permintaan di pasar, maka tren itu tidak akan membaik dalam waktu singkat,” tambahnya.
Seiring dengan permintaan direktur IMF dari negara-negara Arab untuk menyesuaikan anggarannya, nilai tukar riyal Arab Saudi di pasar spot pada Jumat lalu mencapai titik terendah terhadap dolar dalam 12 tahun terakhir. Penurunan harga minyak global telah menekan mata uang Saudi itu.
Koran Inggris, The Telegraph menulis, Federal Reserve memperingatkan bahwa jika harga minyak terus turun dan juga nilai dolar AS naik, maka riyal Saudi berada di ambang kejatuhan.
Strategi Saudi tentang produksi dan pengiriman besar-besaran minyak ke pasar global, telah memperlihatkan dampak negatif. Negara itu gagal memperoleh keuntungan besar dari hasil penjualan minyak dan secara bersamaan riyal Saudi tertekan di hadapan dolar AS.
Berlanjutnya tren penurunan harga minyak dunia, juga berdampak negatif pada cadangan devisa Kerajaan Saudi. Riyadh sekarang menghadapi tantangan finansial serius setelah meningkatnya pengeluaran Kerajaan di berbagai sektor khususnya biaya hidup para pangeran serta pembayaran gaji teroris bayaran di Suriah dan Irak.
Krisis di pasar minyak dunia bahkan memaksa Saudi untuk menangguhkan proyek-proyek investasinya di dalam dan luar negeri serta mendorong negara itu untuk menggunakan cadangan devisa strategis.
Menurut para pengamat ekonomi, jika harga minyak menyentuh angka 30 dolar per barel, maka tingkat penurunan cadangan devisa Saudi dapat meningkat sekitar 18 miliar dolar per bulan.
Mimpi rezim al Saud untuk menghapus rival-rivalnya dari pasar minyak dunia dan memperoleh keuntungan fantastis, sekarang berubah menjadi bencana bagi para penguasa Saudi.
Langkah politis Riyadh memompa minyak melebihi kuotanya, selain membuat pelemahan nilar tukar riyal Saudi terhadap dolar, juga memperparah perselisihan dan perpecahan internal di antara para penguasa Saudi.
Arab Saudi – karena masalah politik dan ekonomi – kini terjebak dalam perang terselubung kekuasaan dan setiap saat ada potensi terjadinya kudeta di tengah anggota keluarga Kerajaan.
Sumber : www.indonesian.irib.ir