Ayatullah Makarim Syirazi dalam ceramahnya dalam majelis duka Husaini di Qom senin [19/10] mengatakan Karbala memberikan investasi besar untuk dunia Islam seperti yang terasa pengaruhnya sampai saat ini. “Tragedi itu menjadi skandal besar untuk Dinasti Umayyah dan selama periode berikutnya, menjadi sebuah gerakan yang penting untuk memerangi semua penyimpangan dan penindasan.” Ungkapnya.
Ulama marja taklid umat Islam Syiah tersebut dalam lanjutan penyampaiannya menyebutkan, bahwa Dinasti Umayyah yang dimulai dari Abu Sufyan adalah musuh pertama dakwah Islam dan Nabi Muhammad Saw. Ia berkata, “Abu Sufyan memimpin pasukan yang menentang dan memerangi Nabi Muhammad Saw beserta para pengikutnya. Namun dalam perjalanan selanjutnya pasca kemenangan Islam, sepeninggal Nabi Saw, Bani Umayyah justru mendapatkan tampuk kekuasaan yang dengan itu mereka memanfaatkannya untuk mempengaruhi umat Islam demi tercapainya tujuan mereka untuk merusak Islam. Dan sayangnya mereka berhasil dalam menyebarkan pengaruh mereka.”
Ulama besar Iran tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa banyak pemberontakan yang terjadi setelah kesyahidan Imam Husain terinspirasi oleh tragedi Karbala, dan melalui kesyahidan Imam Husain Saw di Karbala, memicu keruntuhan Dinasti Umayyah yang tidak lebih dari 70 tahun berkuasa.
Ayatullah Makarm Syirazi lebih lanjut menambahkan bahwa penjaga Ahlul Bait disetiap zaman berkewajiban untuk menjaga api berkabung untuk Imam Husain demi menjaga semangat perjuangan beliau dalam menentang kezaliman dan penindasa. “Menjelaskan kepada masyarakat akan arti pentingnya memperingati kesyahidan Imam Husain As adalah tugas para ulama dan muballigh Islam.” ungkapnya.
Ia mencontohkan kesulitan dalam berkabung untuk Imam Husain sepanjang sejarah, mengatakan bahwa selama rezim Reza Pahlavi berkuasa, tidak seorang pun di Iran yang berani untuk mengadakan acara peringatan Asyura secara terbuka dan terang-terangan. “ Saat itu, mereka yang berani untuk meratap akan melakukannya di balik pintu tertutup dengan tirai tertutup. Namun hari ini, acara berkabung untuk Imam Husain telah tersebar luas dan telah dilakukan secara terbuka dimana-mana dipenjuru dunia.” jelasnya.
Guru besar di Hauzah Ilmiah Qom tersebut mengatakan musuh-musuh Islam telah menyadari kekuatan dibalik peringatan kesyahidan Imam Husain As yang dapat mengusik kepentingan mereka. “Besarnya pengaruh terhadap peringatan Asyura yang bisa melahirkan generasi-generasi yang menentang penindasan dan penguasa yang korup ditakuti oleh para rezim tiran. Oleh karena itu mereka berkepentingan untuk memusuhi tradisi peringatan Asyura dan menghentikannya.” ungkap penulis kitab tafsir al-Amtsal tersebut.
Ayatullah Makarim Syirazi menyatakan bahwa musuh memiliki dua strategi untuk memerangi budaya Asyura, yaitu memicu konflik terbuka antara umat Islam atau mengerdilkan hikmah sejati dari penyelenggaraan peringatan Asyura. “Kedua strategi tersebut mereka tempuh, dengan menyusupkan agen-agen mereka dalam penyelenggaran peringatan Asyura. Yaitu dengan melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam peringatan Asyura, seperti melukai diri atau menyampaikan ceramah-ceramah yang memicu perselisihan antar mazhab, dengan mengecam dan melecehkan simbol-simbol suci mazhab lain.” tambahnya.
Ayatullah Makarem Syirazi menyebutkan, bahwa setelah musuh menyusupkan penyelewengan dan penyimpangan meteka dalam peringatan Asyura, maka sedikit demi sedikit, orang-orang akan menjauh dari tradisi ini. “Strategi lain yang mereka tempuh, adalah melalui gerakan terorisme. Strategi ini adalah cara paling brutal yang mereka tempuh. Yaitu melalui aksi bom bunuh diri ditengah-tengah jamaah yang menyelenggarakan acara Asyura ataupun melakukan aksi penembakan. Tujuannya jelas, dengan adanya teror mereka berharap mereka yang berminat untuk ikut serta dalam acara Asyura menjadi berkurang.” lanjutnya.
“Media-media asing ketika meliput acara Asyura yang mereka beritakan bukanlah kesimpulan dari ceramah-ceramah yang disampaikan dalam acara tersebut ataupun rasa berkabung masyarakat yang menghadirinya, melainkan yang diperlihatkan adalah praktik melukai diri dengan pedang dan cambuk untuk mengesankan tradisi Syiah ini identik dengan darah, kebencian dan kekerasan. Mereka ingin mencitrakan peringatan Asyura adalah upacara melukai diri dengan cara-cara yang irasional.” tambahnya lagi.
Dibagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Makarim Shirazi mengingatkan agar masyarakat Islam khususnya umat muslim Syiah, agar dalam penyelenggaraan majelis-majelis duka Husaini menjauhi hal-hal yang dapat dimanfaatkan musuh untuk merusak citra Islam dan mengerdilkan makna dari peringatan Asyura itu sendiri. “Haram hukumnya menyelenggarakan acara Asyura dengan melakukan aktivitas yang melukai diri dan menyampaikan hal-hal yang dapat memicu perselisihan umat Islam.” tegasnya.
Sumber : www.id.abna24.com