Info Islam

Konsekuensi Dukungan kepada Terorisme

Perdana Menteri Turki mengatakan, pelaku serangan bom di bundaran bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Turki adalah anggota kelompok teroris Takfiri ISIS.

Menurut laporan Press TV, Ahmet Davutoglu menegaskan, teroris ISIS bertanggung jawab atas ledakan bom pada Selasa (12/1/2016) yang menewaskan sedikitnya 10 wisatawan asing dan melukai 15 lainnya.

Menurut Davutoglu, pemuda berusia 28 tahun adalah pelaku serangan bom di Istanbul dan ia merupakan anggota kelompok teroris ISIS. Berdasarkan keterangan PM Turki ini , semua korban tewas dalam serangan ini adalah wisatawan asing khususnya wisatawan dari Jerman.

Sementara itu, televisi Alalam menyebutkan, Nabil Fadli, 28 tahun, pemuda kelahiran Arab Saudi, adalah pelaku serangan bom di Istanbul. Menurut jaringan ini, Fadli adalah warga negara Suriah, tetapi ia dilahirkan di Arab Saudi.

Walikota Istanbul sebelumnya juga mengatakan bahwa ledakan di Sultanahmet dekat Hagia Sophia dan Blue Mosque telah menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya.

Alun-alun Sultanahmet merupakan objek wisata utama di kota terpadat Istanbul, yang sebelumnya juga pernah menjadi target ledakan bom. Menurut seorang pejabat pemerintah Turki, sembilan warga Jerman tewas dalam pemboman ini.

Sementara itu, menurut media Turki, setidaknya enam warga Jerman, satu warga Norwegia, satu warga Peru dan satu warga Korea Selatan juga terluka dalam insiden tersebut.

Pernyataan PM Turki disampaikan ketika sebelumnya Recep Tayip Erdogan, Presiden Turki mengeluarkan statemen bias dan dini. Ia mengklaim bahwa pelaku pemboman di Sultanahmet square adalah warga Suriah. Namun hasil penyelidikan membuktikan bahwa pelakuanya adalah warga kelahiran Saudi dan anggota ISIS.

Mengingat Turki adalah pendukung kelompok-kelompok teroris di Suriah termasuk ISIS yang berusaha menggulingkan pemerintah sah Damaskus, maka para pejabat negara ini tampaknya berusaha keras untuk menghubungkan pelaku pemboman di Istambul dengan Suriah. Dalam upaya ini, Wakil PM Turki juga mengklaim bahwa pelaku serangan di Sultanahmet square berasal dari Suriah yang pergi ke Turki.

Pemerintah Ankara selama ini selalu berusaha menyembunyikan dukungannnya kepada kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Irak. Turki bersama dengan Arab Saudi, Qatar dan sejumlah kekuatan regional seperti Amerika Serikat, telah memberikan dukungan finansial dan senjata kepada kelompok-kelompok teroris seperti ISIS dan Front al-Nusra, dalam beberapa tahun terakhir.

Para pengkritik kebijakan pemerintah Ankara mengatakan, saat ini warga Turki harus membayar mahal atas kebijakan keliru pemerintah yang mendukung kelompok-kelompok teroris di kawasan.

Menyusul pernyataan palsu dan bias para pejabat Turki, publikasi berita serangan bom di Istanbul dilarang di media negara ini. Kantor berita Trend mengutip surat kabar Haberturk menyebutkan, para pejabat Ankara mengumumkan pelarangan segala bentuk berita tentang ledakan di Sultanahmet square oleh media lokal.

Tak diragukan lagi, instabilitas di Turki terutama di lokasi-lokasi wisata dan kota tujuan wisawatan asing akan sangat merugikan negara ini, sebab, pariwisata adalah sumber pendapatan andalan bagi Turki.

Ketidakamanan akan menjadi persoalan serius bagi pemerintah Turki dan mempengaruhi kunjungan wisatawan asing ke negara ini. Jika kondisi tersebut berlanjut, maka akan berdampak terhadap ekonomi Turki.

Yang pasti, Turki harus membayar mahal atas dukungannya selama ini kepada kelompok-kelompk teroris di Suriah.

Sumber : www.indonesian.irib.ir

Komentari Artikel Ini

comments

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
%d blogger menyukai ini: