Sebuah lembaga Hak Asasi Manusia internasional yang berbasis di Inggris mengkritik peningkatan hukuman pancung di Arab Saudi.
Menurut IRNA, Maya Foa, Direktur Kelompok HAM Internasional, Reprieve dalam laporannya pada Sabtu (2/1/2016) menyatakan penyesalan atas eksekusi mati Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, ulama besar Syiah Arab Saudi.
Ia mengatakan, Arab Saudi telah mengeksekusi mati lebih dari 150 orang pada tahun 2015, di mana banyak dari mereka dihukum atas tuduhan non-kekerasan.
Foa menambahkan, eksekusi 47 orang hanya dalam sehari menunjukkan bahwa pada tahun 2016, kondisi HAM di Arab Saudi akan makin memburuk.
Direktur Reprieve lebih lanjut menegaskan, lonceng tanda bahaya dari perilaku pemerintah Arab Saudi telah dibunyikan untuk memperingatkan mereka yang menuntut reformsi di negara ini, dan sekarang ada kekhawatiran serius bahwa anak-anak berada di barisan berikutnya yang akan berhadapan dengan para algojo.
Sheikh al-Nimr yang selama ini menuntut keadilan dan reformasi dengan cara damai telah dipancung para algojo Arab Saudi bersama 47 tokoh dan aktivis oposisi pemerintah pada Sabtu, 2 Januari 2016.
Sumber : www.indonesian.irib.ir
