Perusahaan listrik wilayah Jalur Gaza mengumumkan, satu-satunya pembangkit listrik wilayah ini terancam mati karena kehabisan bahan bakar.
Pusat Informasi Palestina (15/2) melaporkan, Muhammad Thabet, juru bicara perusahaan penyuplai listrik Jalur Gaza, Rabu (14/2) malam mengatakan, berhenti beroperasinya pembangkit listrik Gaza disebabkan habisnya pasokan bahan bakar.
Thabet menambahkan, jika sampai satu-satunya pembangkit listrik Gaza ini berhenti beroperasi, maka krisis listrik akan semakin buruk menyusul diputusnya aliran listrik dari Mesir dan ketergantungan penuh Gaza pada pasokan listrik rezim Zionis Israel.
Menurutnya, kurangnya pasokan listrik akut di musim dingin akan membawa masalah serius bagi penduduk Gaza.
Jubir perusahaan listrik Gaza itu menekankan pentingnya upaya untuk menjamin ketersediaan bahan bakar yang dibutuhkan pembangkit listrik Gaza dan menuturkan, untuk mengatasi masalah ini, perusahaan pemasok listrik Gaza dalam hal ini dapat menambah jam pasokan listrik untuk warga.
Jalur Gaza sejak sekitar dua bulan lalu mengalami kekurangan pasokan listrik. Hanya empat jam bisa menyalurkan listrik, sementara 12 jam berikutnya mati. Kondisi ini disebabkan habisnya bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan gardu dan pemutusan pasokan listrik dari Israel ke wilayah ini.
Sebelumnya, Ashraf Al Qudra, Jubir Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, pemutusan aliran listrik ke rumah sakit-rumah sakit Gaza menyebabkan munculnya bencana kemanusiaan.
Seiring dengan blokade total Gaza oleh Israel, kondisi kemanusiaan dan perekonomian wilayah ini terus memburuk sampai pada level yang sangat mengkhawatirkan.
Sumber : parstoday