Info Islam

Fakta Kejahatan Perang Arab Saudi

Human Rights Watch, HRW menyatakan koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi menggunakan bom cluster dalam agresi militer belum lama ini di Yaman. Organisasi HAM internasional itu dalam laporan terbarunya mengungkapkan koalisi militer pimpinan Saudi mempergunakan bom cluster jenis CBU-58 yang diproduksi oleh pabrik senjata di negara bagian Tennessee, AS pada tahun 1978. Senjata cluster tersebut menghantam wilayah pemukiman penduduk di sekitar Sanaa, ibu kota Yaman, hingga porak-poranda.

Stegve Goose, direktur urusan investigasi senjata HRW mengatakan berlanjutnya penggunaan bom cluster oleh koalisi Saudi terhadap wilayah permukiman penduduk dan warga sipil Yaman menimbulkan korban jiwa dan kerugian besar.

Pada akhir Maret 2015, Arab Saudi bersama sejumlah negara Arab dengan lampu hijau negara Barat, terutama AS, memulai agresi militer udara yang menghancurkan sebagian wilayah Yaman. Arab Saudi memiliki rekam jejak kelam dalam pelanggaran hak asasi manusia di berbagai negara dunia dengan dukungan senjata AS dan Inggris.

Pertengahan tahun lalu, koran Inggris, The Guardian dalam liputannya berjudul “Yaman dan Terbongkarnya Penjualan Senjata Inggris kepada Arab Saudi” menjelaskan bahwa pemerintah London mengeluarkan hampir empat puluh izin menjual senjata kepada Riyadh.

Ironisnya, sebagai negara yang mengklaim sebagai pengusung hak asasi manusia di dunia, Inggris dan AS hanya melihat Riyadh dengan kacamata kepentingan ekonominya, dan mengesampingkan masalah penegakkan prinsip-prinsip HAM yang dilanggar secara masif oleh Arab Saudi.

Tampaknya, yang penting bagi Washington dan London bukan implementasi nilai-nilai HAM, tapi dolar Saudi yang didulang dari penjualan minyaknya sebagai pijakan dalam menjalin hubungan bilateral. Industri senjata kedua negara Barat ini meraup untung besar dari penjualan senjata kepada Arab Saudi.

Hingga kini agresi militer koalisi Arab yang dipimpin rezim Al Saud di Yaman tidak berhasil mewujudkan ambisi Riyadh, meskipun telah berlalu lebih dari sembilan bulan. Kini, Yaman menjadi ajang pameran kejahatan perang yang dilakukan rezim Al Saud.

Arab Saudi yang dimanfaatkan oleh Barat demi kepentingan ekonomi politiknya, telah memporak-porandakan sebagian wilayah Yaman. Kerusakan infrastruktur, penghancuran rumah penduduk dan pembunuhan warga sipil tak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan termasuk dengan bom cluster, merupakan rangkaian kejahatan masif rezim Al-Saud di Yaman.

Pembantaian warga sipil Yaman, pemberangusan aksi protes dalam di dalam negeri Saudi sendiri dengan cara-cara kekerasan termasuk eksekusi mati Sheikh Nimr, kerja sama rezim Al Saud dengan kelompok teroris di Suriah dan Irak merupakan sebagain dari noktah hitam pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dilakukan Arab Saudi.

Dilaporkan, mesin perang Saudi telah membantai sekitar 7.500 orang Yaman. Selain itu, sebagian infrastruktur penting, termasuk pusat layanan medis hancur, dan kini publik dunia menyaksikan tragedi kemanusian besar di Yaman akibat ulah Saudi.

Sumber : www.indonesian.irib.ir

Komentari Artikel Ini

comments

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
%d blogger menyukai ini: