Bumi dan langit beserta isinya, sebagai saksi yang jujur dan selalu menyaksikan adegan-adegan pertarungan antara kebenaran dan kebatilan serta penindasan yang kuat atas yang lemah. Kezaliman selalu harus berhadapan dengan keadilan dan masing-masing dari keduanya memiliki pengikut dan pembela. Yang satu berusaha untuk mengenyahkan yang lain. Ketika kezaliman muncul maka keadilan diinjak-injak dan saat keadilan tegak maka kezaliman tersingkirkan. Umat manusia dihadapkan dua pilihan : membela keadilan atau memihak kezaliman. Dan memilih salah satunya, menuntut konsekuensi dan resiko tersendiri.
Gugurnya Sayyidina Husain beserta keluarga dan para sahabat setianya sebagai syuhada adalah resiko dan konsekuensi yang paling tinggi dan besar sepanjang sejarah umat Islam yang harus diterima oleh pihak yang membela kebenaran dan keadilan. Karena itulah, peristiwa Asyura dan Karbala akan selalu terngiang di telinga kita, apalagi di saat seperti sekarang ini, dimana keadilan dan kebenaran sudah terinjak-injak bahkan telah terkubur, sedangkan kezaliman dan kebatilan makin perkasa dan congkak.
Namun, Sayyidina Husain telah mendemonstrasikan kepada dunia bahwa kebenaran dan keadilan harus dibela meski dengan mempersembahkan pengorbanan yang sedemikian dahsyat. Panggilan Al-Husain , “Apakah masih ada orang yang akan membelaku dan mengikutiku?”, akan terus dikumandangkan sepanjang masa dan ke seluruh penjuru dunia, termasuk di negeri yang kita cintai ini. Pertanyaannya, apakah kita akan menyahuti panggilan tersebut atau tidak, semua itu bergantung pada pilihan sadar kita masing-masing serta siapkah kita untuk berkorban demi tegaknya keadilan dan kebenaran. Wallahu a’lam bisshawab.
Wassalam