Ketua Komite Urusan Perempuan Kurdistan Irak mengabarkan bahwa sekitar 1.000 perempuan etnis Izadi (Yazidi) masih disandera oleh kelompok teroris ISIS.
Bakhshan Zangana mengatakan, hal ini tidak jelas apakah ISIS menawan mereka di wilayah Suriah atau telah memindahkannya ke negara lain. Demikian dilaporkan kantor berita Anatolia, Kamis (27/8/2015).
Ia menambahkan, perang melawan ISIS dan pembebasan para sandera dari cengkeraman kelompok teroris ini adalah kewajiban semua pihak.
Zangana lebih lanjut menuntut masyarakat internasional untuk mengambil langkah dan tindakan pasti guna membebaskan para wanita Izadi dari tangan ISIS.
Ketua Komite Urusan Perempuan Kurdistan Irak menilai krisis politik dan ekonomi di wilayah Kurdistan sebagai penghalang perhatian yang cukup dari para pejabat terhadap nasib para sandera.
Sementara itu, Intisar El Jabbouri, Ketua Komite Parlemen Irak untuk Urusan Perempuan dan Anak mengatakan, ISIS pada musim panas tahun lalu menduduki kota Sinjar dan menculik 1.600 perempuan Izadi, di mana sejumlah dari mereka berhasil melarikan diri atau bebas dengan membayar tebusan.
Sinjar di utara Irak jatuh ke tangan ISIS pada tanggal 3 Agustus 2014. Mayoritas penduduk kota ini adalah etnis Izadi.
Setelah menduduki kota Sinjar, kelompok teroris tersebut melakukan berbagai kejahatan mengerikan seperti membantai warga, menculik dan menahan ribuan warga Izadi.
ISIS juga menjual perempuan-perempuan Izadi kepada anasir-anasir kelompok teroris ini di pasar-pasar, bahkan sebagian dari mereka dipaksa untuk menikah dengan anggota atau pemimpin ISIS.
Sumber : www.indonesian.irib.ir