Secara naluri, manusia mengenal Tuhan dan penciptanya. Fakta ini bisa kita saksikan dalam sejarah perjalanan umat manusia dengan berbagai bentuk dan coraknya. Terkadang, naluri mengenal Tuhan ini tertutupi oleh kelalaian dan ada kalanya terpompa sedemikian cepat. Namun, naluri ini tidak akan pernah pudar pada makhluk yang disebut manusia ini.
Menurut Doktor Alexis Carl, “Dalam jiwa manusia terdapat pelita yang sangat terang yang menunjukkan kepadanya semua kesalahan, penyimpangan dan kesesatan yang dia lakukan. Pelita inilah yang mencegah manusia dari terus berada di jalan yang menyimpang.”
Di alam yang luas ini, manusia sering berhadapan dengan berbagai hubungan yang rumit. Di satu sisi, dia menyaksikan adanya berbagai peristiwa yang terjadi karena faktor luar yang sama sekali di luar kontrolnya. Di sanalah, manusia akan merasa bahwa dia adalah makhluk kecil yang tidak berdiri sendiri. Dia merasa perlu bersandar kepada kekuatan yang Maha Besar dan Mutlak, saat menghadapi kesulitan dan terhimpit berbagai problema kehidupan. Dengan kata lain, manusia merasa sangat membutuhkan sebuah kekuatan besar di alam ini yang membantunya dalam mengarungi kehidupan. Karenanya, sejarah kehidupan umat manusia tidak bisa dipisahkan dari penghambaan kepada Tuhan.
Agama-agama ilahy turun dengan membawa misi yang sama dengan tuntutan fitrah atau naluri manusia. Agama turun untuk menujukkan kepada umat manusia jalan yang terbaik. Agama yang didapatkan dari sumber wahyu berhubungan secara langsung dengan fitrah. Agama yang memerintahkan umat manusia agar mengenal diri dan kemampuannya terlebih dahulu untuk kemudian mengenal Tuhannya. Agama adalah pegangan dan panutan bagi manusia di dunia yang misterius dan ajang pergulatan kebaikan dan keburukan ini. Di dalam agama, tujuan, jalan dan tugas masing-masing telah ditentukan. Agamalah yang menunjukkan jalan kebahagiaan dan kemajuan.
Dalam beberapa abad belakangan ini, kemajuan sains dan teknologi telah membuat mata sebagian orang buta dan merasa tidak lagi memerlukan kehadiran agama dalam kehidupan mereka. Dengan mental seperti ini, manusia generasi sekarang telah merasakan kehidupan tanpa agama. Namun, kehidupan model inilah yang hanya membuahkan peperangan dan krisis di mana-mana. Manusia saat ini sadar, bahwa dia memerlukan sebuah agama dan filsafat yang bisa menyelamatkannya dari kebingungan dan kehampaan ini. Manusia kini tengah sibuk mencari sebuah keyakinan dan pembimbing yang bisa menunjukkan kosmologi yang sebenarnya mengenai alam ciptaan ini, supaya dia bisa menjawab teka-teki rumit mengenai, `Bagaimana dia harus hidup?
Al-Quran menyebut agama Islam sebagai satu-satunya yang bisa menjawab tuntutan manusia. Al-Quran juga menyebut Islam sebagai agama dunia dan abadi yang diturunkan Allah, Tuhan yang Maha Bijaksana. Dengan menerapkan seluruh ajaran Islam, manusia dapat mewujudkan kondisi yang paling baik untuk kehidupannya. Islam adalah agama untuk semua bangsa dan seluruh lapisan masyarakat. Kaum fakir atau kaya, kulit putih atau hitam, dan seluruh etnis dan bangsa berhak untuk mengikuti ajaran suci ini.
Islam diturunkan untuk semua umat manusia, dengan tujuan untuk menerapkan keadilan sosial di tengah masyarakat. Agama ini mampu merasuk jauh ke lubuk hati manusia yang paling dalam dan menyadarkannya akan kesalahan dan kekeliruannya, untuk kemudian mengubahnya menjadi manusia yang suci, sadar, dan penuh pengertian serta giat.
Surah Ruum ayat 30 dalam hal ini menjelaskan,
“Berpalinglah kalian kepada agama yang murni. Fitrah Allah yang dengannya Allah menciptakan manusia. Tak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Inilah agama yang kuat. Akan tetapi sebagian besar manusia tidak mengetahuinya.”
Salah satu kelebihan agama Islam yang paling menonjol adalah bahwa agama ini sangat memperhatikan sisi jasmani, rohani, logika, perasaan, individu dan sosial. Seluruh ajaran Islam dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama, Akidah atau kepercayaan, kedua, Fiqih atau hukum dan ketiga, Akhlak.
Akidah adalah landasan filsafat dan ideologi seorang muslim. Akidah didasari oleh kosmologi dan ideologi agama mengenai Tuhan, manusia dan alam. Fiqih atau hukum berisikan perintah dan tugas yang harus dilakukan oleh manusia dalam aktifitas individu dan sosialnya. Sedangkan akhlaq adalah kumpulan perbuatan-perbuatan baik dan mulia yang mesti dilakukan oleh seorang muslim. Sudah selayaknya seorang muslim menghiasi dirinya dengan Akhlak ini.
Sumber : www.indonesia.irib.ir