Oleh : Husain Mazhahiri
Sesungguhnya salah satu hal yang sangat bermanfaat di dalam memperkuat ruh dan di dalam peperangan batin (jihad akbar) adalah bertobat dari dosa. Bertobat dari dosa mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalam memperkuat ruh, memperkuat keinginan, perjalanan menuju Allah dan kemenangan di dalam jihad akbar. Bahkan, para urafa mengatakan, “Jika seseorang ingin mempunyai perjalanan malakut (as-sayr al-malakuti), maka rumah (al-manzil) pertama di jalan ini ialah mengosongkan diri. Dan untuk sampai ke stasiun pertama irfan, dia harus bertobat dari semua dosa.”
Salah satu kelebihan Islam ialah bahwa Islam selamanya tidak akan sampai ke jalan yang buntu. Dalam arti, selamanya Islam tidak akan mengatakan “Saya tidak tahu”. Dari sisi praktis, Islam juga tidak akan berhenti pada jalan buntu. Artinya, Islam tidak akan mengatakan kepada pengikutnya “Sesudah ini saya tidak akan menerima Anda lagi.” Di dalam Islam tidak terdapat penolakan terhadap seorang individu, betapa pun besarnya dosa yang dia lakukan. Di dalam Islam, jika tercipta reaksi batin, jika seorang individu menyesal atas apa yang telah dilakukannya, lalu dia bertobat dan berjanji bahwa dia tidak akan melakukannya lagi, maka sesungguhnya Allah SWT pasti akan mengampuninya. Kita tidak mungkin menemukan di dalam Islam ada sebuah dosa yang tidak diterima tobatnya. Jadi, Islam senantiasa menerima tobat orang-orang yang berdosa. Sebagaimana yang telah kami isyaratkan, esensi dari tobat adalah reaksi batin dan penyesalan atas dosa yang telah dilakukan. Seorang yang berdosa juga harus berjanji bahwa dia tidak akan mengulangi dosanya lagi, meskipun terkadang dia tidak memegang teguh janjinya itu, namun Allah SWT tetap menerima tobatnya. Jika seseorang melakukan suatu dosa, lalu timbul reaksi dalam batinnya setelah dia melakukan dosa, dan kemudian dia merasa resah dan menyesal atas dosa yang telah dilakukannya, lalu dia berjanji tidak akan melakukan dosa yang sama, maka Allah SWT mengampuni dosanya itu. Satu hal yang dapat disimpulkan dari Al-Quran dan riwayat-riwayat ialah, bahwa Allah SWT bukan hanya mengampuni dosa seorang hamba melainkan juga mengampuninya dengan cepat.
Kita membaca di dalam Doa Malam Jumat bahwa Allah SWT “Zat yang cepat keridhaannya”. Kita juga dapat menyimpulkan dari Al-Quran dan riwayat-riwayat Ahlul Bait Nabi bahwa Allah SWT bukan hanya cepat mengampuni, melainkan juga akan memberi taufik kepada orang yang bertobat kepada-Nya. Allah akan menghapus dosa orang yang bertobat, dan sebagai gantinya Dia akan menuliskan kebaikan baginya. Dengan perantaraan tobat Allah SWT akan menganugerahkan kehidupan yang sejahtera kepada orang yang bertobat. Sebagaimana dosa mempunyai pengaruh yang buruk dan mendatangkan bala dan bencana, maka tobat dan menghadap kepada Allah SWT mengundang kemenangan dan kehidupan yang nyaman.
Terdapat pembahasan di kalangan orang arif dan ulama mengenai tempat kembali dosa-dosa yang telah ditobati, apakah efek-efek yang ditimbulkannya akan lenyap sama sekali atau tetap tampak dalam bentuk sebuah laknat? Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian dari mereka – dan salah seorang di antaranya ialah Pemimpin Revolusi Imam Khomeini – mengatakan, “Jika seseorang bertobat dari suatu dosa, maka Allah SWT akan menghapus dosanya, dan dengan sendirinya maka semua musibah yang timbul dari dosa tersebut juga akan lenyap.” Sebagian juga mengatakan, “Sesungguhnya orang yang bertobat dari sebuah dosa, maka Allah SWT akan mengganti kehidupannya yang sengsara, yang diciptakan oleh dosa yang dilakukannya itu, dengan kehidupan yang sejahtera.”
Dalam Al-Quran Al-Karim disebutkan : “Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum.” Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-An’am : 54). Allah SWT berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Nabi, jika datang seorang yang berdosa kepadamu, maka pertama-tama sampaikanlah “salam-Ku” kepadanya.”Saya berharap anda memperhatikan poin ini. Lihatlah, betapa Allah SWT adalah Zat Yang Maha Pengasih, sehingga jangan sampai ada seorang pun di antara anda yang dihinggapi rasa putus asa dari rahmat Allah SWT. Karena, rasa putus asa adalah setara dengan kufur. Berusahalah untuk menyucikan diri anda, dengan berpegang kepada ini, dan jadilah anda orang-orang yang pengasih dan cepat ridhanya. Pada ayat tersebut dikatakan bahwa, “Ketika seorang yang berdosa datang, maka pertama-tama sampaikanlah salam kepadanya. Sebelum kamu menerima tobatnya maka katakanlah kepadanya, sesungguhnya Allah telah menetapkan atas dirinya bahwa Dia akan mengampuni orang yang berdosa, dan menjadikan rahmat-Nya sebagai keberuntungan orang yang berdosa.” Kemudian ayat di atas berkata, “Katakanlah kepada orang yang berdosa itu, ‘Sesungguhnya orang yang berbuat dosa lantaran kebodohan, kemudian dia bertobat dan memperbaiki dirinya, maka ketahuilah olehnya sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa-dosanya. Karena Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pengasih.’”Pandangan ayat ini tertuju kepada sifat “cepat meridhai”. Sebagaimana terdapat ungkapan di dalam doa Kumail, “Wahai yang Mahacepat ridha-Nya, ampunilah orang yang tidak memiliki apa pun kecuali doa.”
Akan tetapi, ayat ini mengatakan, “Jika engkau pergi ke rumah Allah, maka sesungguhnya Allah memulainya dengan mengucapkan salam kepadamu, kemudian Allah SWT berkata, ‘Aku harus mengampuni engkau.’ Maka Allah SWT pun mengampunimu.”
Di dalam ayat lain Allah SWT menjelaskan masalah ini dengan lebih jelas lagi, “Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka itu diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Furqan : 70) Ayat ini berbicara berkenaan dengan pezina laki-laki dan pezina perempuan, meskipun mereka melakukan zina muhshan (perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah menikah). Sebelumnya dikatakan bahwa jika seorang berzina, maka dia akan masuk ke dalam neraka jahannam dalam keadaan hina. Kita membaca di dalam beberapa riwayat, bahwa seorang wanita yang berzina dan seorang laki-laki yang berzina, jika mereka mati dalam keadaan tidak bertobat maka mereka akan dimasukkan ke dalam siksa neraka jahannam yang amat pedih, dan para penghuni neraka jahannam terganggu dengan bau busuk yang berasal dari aurat keduanya. Sungguh, merupakan dosa yang besar sekali. Akan tetapi berkenaan dengan dosa yang sangat besar ini, meskipun itu zina muhshan, Allah SWT berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh.” Jika dia bertobat dari dosanya, maka Allah bukan hanya akan mengampuni dosanya melainkan juga “Allah menggantikan kejahatan mereka dengan kebajikan”. Allah SWT akan menghapus dosanya dan menuliskan kebajikan sebagai gantinya. Kasih sayang Ilahi yang terdapat di dalam ayat ini, lebih besar dibandingkan kasih sayang Ilahi yang terdapat di dalam ayat yang pertama. Pada ayat yang pertama Allah SWT berfirman, “Berilah salam kepada orang yang berdosa, dan katakan kepadanya bahwa Allah SWT telah menuliskan atas diri-Nya bahwa Dia akan mengampuninya.” Akan tetapi, pada ayat yang kedua Allah SWT berfirman, “Allah menggantikan kejahatan mereka dengan kebajikan.” Allah SWT akan menghapuskan dosa dari amal perbuatannya dan menuliskan kebajikan sebagai gantinya. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Seorang penyair berkata :
Kemarilah kemarilah, di mana saja Anda berada kemarilah
Jika Anda seorang kafir, seorang ateis, atau seorang penyembah berhala, kemarilah
Sesungguhnya pintu Anda bukanlah pintu keputus-asaan
Jika Anda tidak terikat dengan tobat sebanyak seratus kali, kemarilah
Penyair ini tidak memberikan kepada Al-Quran apa yang menjadi haknya. Ayat Al-Quran di atas mengatakan, “Kemarilah, wahai orang yang berdosa. Saya menyukai tobatmu sebagaimana saya menyukai rintihan dan kehidupanmu. Saya tidak akan hanya mengampuni dosa-dosamu, melainkan saya juga akan menghapus dosa-dosa dari lembaran catatan amal perbuatanmu, dan kemudian menggantikannya dengan kebajikan.” Ayat ini membangkitkan pengharapan. Sebagaimana juga Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)
Ayat ini sangat membangun dan membangkitkan pengharapan lebih besar lagi dibandingkan kedua ayat yang lalu. Anda tentu tahu bahwa kata tawwab adalah bentuk mubalaghah(hiperbola), seperti kata ‘allam, yang berarti orang yang mempunyai banyak ilmu (orang yang sangat berilmu). Adapun tawwab adalah orang yang banyak bertobat. “Sesungguhnya Allah menyukaimu” dan “Menyukai orang-orang yang menyucikan dirinya”. Tangan yang berlumuran dengan darah, jika anda menyucikannya dengan air maka akan suci, dan akan menjadi seperti tangan yang sama sekali belum tersentuh darah. Demikian juga dengan orang yang bertobat, maka dia akan suci dari dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bertobat dari dosa adalah seperti orang yang tidak mempunyai dosa.” Ayat tersebut mengatakan, “Saya bukan hanya menyukai orang berdosa yang bertobat, melainkan saya juga menyukai orang yang berdosa berulang kali namun dia juga bertobat berulang kali. Karena, tobat akan menyucikan manusia, dan Allah SWT mencintai orang-orang yang menyucikan dirinya.”
Ayat keempat yang saya pilih karena hubungannya dengan pembahasan ini ialah ayat 52 dari surah Hud. Ayat ini lebih fasih dibandingkan ketiga ayat yang lalu. Ayat ini mengatakan, “Dan (dia) berkata, ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu.” (QS. Hud : 52) Wahai orang yang berdosa, kemarilah dan bertobatlah, sesungguhnya Allah akan mengampunimu, di samping itu, “Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu.” Dia akan menurunkan kenikmatan dan kebahagiaan kepadamu, seperti turunnya hujan ke dunia ini.
Pada kesempatan yang lalu saya telah mengatakan bahwa dosa menurunkan musibah ke atas kepala manusia. sekarang, jika anda menginginkan musibah ini sirna, dan begitu juga efek yang ditimbulkannya, maka anda harus bertobat dari dosa-dosa anda. Karena, Allah SWT berkata,“Kami tidak hanya akan menghapuskan dosa, melainkan juga sebagai gantinya Kami akan menjadikan langit menurunkan hujan di atas kepala orang yang bertobat.” Oleh karena itu, kemarilah, kemarilah, di mana saja anda berada. Sebagaimana ayat ketiga dari surah Hud juga menguatkan makna ini, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS. Hud : 3)
Wahai orang-orang yang berdosa, jika anda bertobat, maka Allah akan menjauhkan darimu musibah yang telah menimpa dirimu sebagai akibat dari dosa yang kamu lakukan, dan akan menyediakan bagimu kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha : 124)
Artinya, sesungguhnya orang-orang yang kehidupannya tanpa Allah SWT, dan orang-orang yang hidup dengan dipenuhi dosa, maka mereka akan tertimpa dua musibah: Kehidupan mereka menjadi sempit dan mereka akan dihimpunkan pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Al-Quran mengatakan, bahwa orang seperti ini bertanya kepada Tuhannya pada hari kiamat,“Berkatalah ia, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat?’” (QS. Thaha : 125) Maka Allah SWT pun menjawab dengan berfirman : “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Thaha : 126) Sesungguhnya penyebab kebutaanmu adalah karena engkau telah melupakan Kami di dunia, dan sekarang di sini Kami juga melupakan engkau. (Jelas, bahwa manusia yang dilupakan oleh Allah SWT tidak akan bisa melihat) Saya katakan, sesungguhnya salah satu pantulan dari dosa ialah hidup manusia menjadi sengsara. Al-Quran mengatakan, “Jika anda menginginkan kehidupan anda yang sengsara berubah menjadi kehidupan yang bahagia, maka anda harus bertobat dari dosa-dosa anda.”