Seorang mantan diplomat Iran, mengatakan iklim ketidakpercayaan masih menyelimuti Iran dan Amerika Serikat meskipun kedua negara terlibat dalam negosiasi nuklir.
“Penerapan sanksi baru terkait program rudal Iran oleh AS, penolakan gubernur Texas untuk melaksanakan keputusan pemerintah tentang pencabutan sanksi, sikap anti-Iran yang ditunjukkan oleh para capres AS, dan keputusan Kongres untuk meloloskan sanksi baru setelah implementasi perjanjian nuklir, merupakan indikasi berlanjutnya permusuhan Washington dengan Tehran,” tulis Sayid Hossein Mousavian dalam artikelnya di koran Huffington Post, Jumat (22/1/2016).
Mousavian menilai penerapan perjanjian nuklir sebagai sebuah prestasi bersejarah dan mengatakan, Iran sekarang memasuki pasar ekonomi global, bank-bank Iran akan memulai koneksi globalnya dan aset-aset yang diblokir juga akan dibebaskan.
“Krisis buatan terkait isu nuklir memiliki biaya besar, termasuk kasus teror terhadap para ilmuwan Iran dan aksi-aksi sabotase terhadap fasilitas nuklir Iran,” tambahnya.
Sumber : www.indonesian.irib.ir
