Buletinmitsal – Bulan Ramadhan, yang di dalamnya berbagai keutamaan dan kemuliaan yang tercurahkan, kini telah meninggalkan kita semua. Namun demikian, Ramadhan sebagai madrasah ruhaniah dalam mencerahkan diri, untuk melatih dan mengasah dimensi spiritualitas serta kemanusiaan, masih terasa menyisakan bekas pada diri kita. Karena sesungguhnya kita semua berharap bahwa tempaan satu bulan lamanya di bulan Ramadhan, tidak lewat begitu saja secara sia-sia, melainkan dapat memberi arti dan makna bagi setiap diri yang dengan tulus dan ikhlas menjalani perintah amaliah di bulan suci tersebut. Sehingga saat memasuki fajar 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri, ia betul-betul sampai pada hakikat kemenangan sesungguhnya, kembali pada fitrah kemanusiaan yaitu “kesucian”. Dizaman dunia yang semakin materialistik sekarang ini, fitrah kemanusiaan tidak lagi menjadi perhatian utama umat manusia, bahkan seringkali mulai tercerabut dari diri kebanyakan orang. Itulah sebabnya Dr. Benyamin E. Mays -yang ketika itu menjabat sebagai rektor Morehouse College Georgia -pernah berkata, “kita memiliki orang-orang terdidik, sarjana-sarjana dan lulusan perguruan tinggi, namun kemanusiaan kita adalah kemanusiaan yang berpenyakit, yang kita butuhkan bukan lagi pengetahuan, karena itu sudah kita miliki, tetapi kemanusiaan kita sedang membutuhkan sesuatu yang bersifat spiritual.” Dan memang seluruh ajaran Islam dimaksudkan untuk mensucikan manusia, yakni menampilkan kembali sifat kemanusiaan mereka. Semoga dengan percikan cahaya Ramadhan, dapat senantiasa mengantarkan sisi kemanusiaan kita menuju hakikat ilahiah. Minal Aidin Wal Faidzin Maaf Lahir dan Bathin.
Wassalam