Setelah ketidakmampuan Israel menghentikan intifada rakyat Palestina, rezim Zionis mulai menyusun strategi baru dengan tujuan membalas dendam terhadap rakyat Palestina dan meneror para tokohnya karena perlawanan gigih mereka terhadap rezim pendudukan.
Popularitas Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang tinggi di tengah rakyat Palestina telah mendorong rezim Zionis untuk menjalankan aksi teror terhadap para pemimpin gerakan itu. Sebelum ini, Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan juga menyerukan pembunuhan para tokoh Hamas.
Menteri Intelijen rezim Zionis, Yisrael Katz juga mendesak tindakan teror terhadap para tokoh dan anggota kelompok-kelompok pejuang Palestina, terutama Jihad Islam dan Hamas.
Penggunaan teror sebagai instrumen dalam kebijakan luar negeri Israel adalah sebuah masalah biasa bagi rezim, yang dibangun berdasarkan terorisme negara. Sejarah Israel dipenuhi dengan tindakan teror di berbagai belahan dunia, dan rezim ini memiliki catatan berdarah dalam aksi terorisme.
Dinas Intelijen Israel (Mossad) telah melakukan 14 operasi teror terhadap para pemimpin Palestina dan Arab hanya dalam tiga dekade terakhir, di mana 16 tokoh Palestina dan Arab gugur syahid di 11 negara Arab dan non-Arab.
Channel 2 Israel untuk pertama kalinya dalam sebuah program baru-baru ini mengakui keberadaan unit spesialis pembunuh dan sabotase yang disebut Kidon di dalam Mossad. Kidon telah melakukan puluhan operasi teror di berbagai belahan dunia, termasuk Iran. Aksi teror terhadap Mahmoud al-Mabhouh, salah seorang komandan Brigade Ezzedine Qassam serta pembunuhan para ilmuwan nuklir Iran, juga dilakukan oleh unit tersebut.
Unit Kidon akan membunuh orang-orang yang telah diidentifikasi oleh Mossad dan namanya masuk dalam daftar teror.
Cikal-bakal Mossad dan militer Israel berasal dari kelompok teror Irgun, Stern, dan Haganah. Sebelum pembentukan rezim Zionis, kelompok-kelompok teroris ini memainkan peran penting dalam memaksa orang-orang Palestina meninggalkan rumah mereka pada dekade 1930 dan 1940-an.
Unit-unit teror di Palestina pendudukan tetap aktif melakukan aksinya sehingga terorisme negara Israel bisa mempertahankan eksistensi ilegalnya di kawasan. Opsi teror selalu menjadi pilihan para pemimpin dan pendiri rezim Zionis selama 70 tahun pendudukan Palestina sampai sekarang.
Bukti terorisme negara Israel bisa dilihat dari sepak terjang mereka dalam membunuh para pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) selama dekade 1960 dan 1970-an serta meneror para tokoh Hizbullah Lebanon, Hamas dan Jihad Islam Palestina pada dekade 1980 dan 1990-an di dalam dan di luar wilayah yang diduduki.
Zionisme selalu menjadi sumber terorisme, dan tidak satu pun dari pejabat keamanan Israel yang membantah operasi teror dan upaya pembunuhan terhadap para pemimpin Palestina. Pada dasarnya, rezim Zionis adalah entitas tidak sah yang terdiri dari beberapa organisasi teroris seperti, Mossad, Shabak, Shin Bet dan unit-unit pembunuh.
Semua organisasi itu telah melakukan banyak teror dan pembunuhan di luar dan di dalam wilayah pendudukan. Mereka bertindak sebagai mesin-mesin pembunuh untuk rezim Zionis.
Oleh karena itu, komunitas internasional perlu menyadari bahwa mereka menghadapi terorisme terorganisir yang disebut Israel, di mana secara gila terlibat dalam pembunuhan, teror, dan kekerasan di seluruh dunia.
(Sumber : Parstoday)