Buletinmitsal.com – Abu al-Wafa’ memiliki nama lengkap Muhammad bin Yahya bin Ismail bin Yahya bin al-Abbas Abu al-Wafa’ al-Buzjani. Dia salah satu dari banyak tokoh ilmuan masyur yang lahir di Khurasan, sebuah propinsi yang terletak di Persia (sekarang Iran), pada 1 Ramadhan 328 H atau bertepatan dengan 10 Juni 940 M. Sebagai seorang astronom, Abu al-Wafa’ hijrah ke Irak guna meneliti gerak bintang di pusat-pusat observatorium di sana, dan menetap di Bagdad sampai meninggal dunia.
Selain seorang astronomi, Abu al-Wafa’ juga seorang matematikawan yang telah menghasilkan banyak karya. Sayangnya, karya-karya itu telah banyak yang hilang. Komentar-komentar kritisnya yang cukup tajam terhadap karya-karya astronomi dan matematika Yunani, kini banyak yang berbekas lagi. Meskipun, al-Kamil yang merupakan karya besar Abu al-Wafa’ telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa, sala satunya oleh Carra de Vaux dalam bahasa Prancis pada 1892.
Dalam trigonometri, Abu al-Wafa’ adalah orang yang berhasil memperkenalkan konsep tangen, cotangen, secan, cosecan ke dalam trigonometri. Menurut Ajram, dia juga yang telah berupaya menggunakan aljabar dan aritmatika untuk penyelesaian geometri pada abad ke-10, jauh sebelum Descartes menggunakannya pada abad ke-17. Ajram menambahkan bahwa amnual aritmatika dasar yang dibuat oleh Abu al-Wafa’ sangat bermanfaat bagi perkembangan geometri. Dalam trigonemetri sferis (bidang lengkung), Abu al-Wafa’ berhasil menyempurnakan teorema-teorema Menelaus yang disebut Rule of the Four Magnitudes (Aturan Empat Besaran). Dia juga berhasil menerangkan teori Quadraturie parabola dan ruang penuh dalam astronomi, serta penemuannya tentang jalan ketiga gerak bulan.
Adapun beberapa karya atau penemuan Abu al-Wafa’ yang orisinil dan cukup signifikn terhadap pengembangan trigonometri adalah sebagai berikut:
Pertama, menemukan rumus penjumlahan sinus.
Kedua, menemukan dua buah rumus untuk setengah sudut dalam perhitungan trigonometri.
Ketiga, turut menemukan rumus sudut ganda.
Di luar astronomi dan trigonometri, Abu al-Wafa’ juga berhasil memecahkan persoalan aljabar, yaitu persamaan pangkat empat.
*Disadur dari Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, Husain Heriyanto (2011)