Oleh : Abbas Rahimi
Sangat di sayangkan bahwa sebahagian dari ketidakpedulian dan pemakaian hijab yang buruk (tidak rapi) adalah dipengaruhi oleh ketidakpedulian terhadap identitas dan kepribadian manusia. Jika seorang wanita mengetehaui nilai dan keberadaan dirinya, dia tidak akan pernah bersedia dengan mudah menempatkan nilai permata mutiaranya pada tempat di mana mata-mata rakus mengintainya dan untuk menarik perhatian orang lain dia tidak akan pernah menyentuh dan memamerkan dirinya, bermain model dan gerakan-gerakan buruk dan perbuatan-perbuatan yang tidak sopan.
Seorang wanita harus menemukan dan mendapatkan jati dirinya, kebesaran akan keberadaan dirinya dengan kesempurnaan, ilmu, akhlak, dan sifat-sifat baik lainnya, bukan memamerkan dirinya. Seorang lelaki yang mengikis alisnya, membentuk rambut kepalanya seperti wanita dan berperawakan seperti seorang wanita, dia telah terperangkap dalam krisis keidentitasan dan kehilangan kepribadiannya dan terpaksa dia menemukan dirinya dalam format dan wajah sebagai seorang wanita; tetapi dia berduka cita dan menyesal; sebab seseorang yang tenggelam dalam rawa-rawa meskipun telah banyak berusaha semakin lebih mendekati kenisbian dan kehampaan.
Islam Menghidupkan Kepribadian Wanita
Wanita dari kurun waktu sebelumnya dan dengan memperhatikan dalil-dalil yang berbeda, selamanya menjadi objek tertinggal untuk tidak dikenali. Dengan hadirnya agama Islam, ia memberi ruang yang lebih banyak untuk berkhidmat dalam membantu melaksanakan hak-hak wanita. Ketika Islam hadir di tengah manusia, wanita menjalani kehidupannya dalam keadaan yang sangat memprihatinkan dan sampai pada batas langkah anak-anak perempuan dikuburkan secara hidup-hidup. Islam memberikan harga diri kepada wanita, memberikan hak untuk hidup dan kepemilikan, dan adalah haram memperdayakan perkawinan dan menetapkan mahar sebagai penyanggah dan pendukung perekonomian. Demikian juga telah diberikan gelar penghormatan bagi anak-anak perempuan dan para wanita yang mengatakan: “wanita lebih bak dari pada lelaki, wanita adalah bunga kehidupan. Apa saja yang kamu peroleh dari pasar pertama-tama berikanlah kepada anak perempuan kamu dan setiap wanita yang anak pertamanya adalah perempuan maka menyebabkan berkah dan kebahagiaan, hormatilah para wanita, janganlah menganiaya mereka, berikanlah hak dan kewajiban mereka dan puluhan aturan-aturan lain yang telah di jelaskan dalam kitab-kitab Islam.”
Revolusi islam juga telah memberikan penghormatan dan harga diri kepada wanita. Sekarang ini wanita-wanita hadir dalam segala bidang, posisi, sektor dan perkantoran. Dalam universitas jumlah mahasiswi lebih banyak di banding jumlah mahasiswa dan hijab bukanlah penghalang perkembangan para wanita bahkan memberikan rasa hormat dan harga diri kepada mereka, dan langkah busuk Rezakhan yang di bawah aturan negeri Barat menyuguhkan para wanita dan melakukan penyingkapan hijab, kesucian para wanita telah diinjak-injak, membuat tidak berperangai dan berperasaan lagi. Jadi telah banyak pengkhidmatan dan ketidakadilan yang telah diabaikan kepada Islam dan juga kita telah mengabaikan dan menganiaya diri kita sendiri.
Imam Khomeini dan Kepribadian Wanita
Imam Khomeini yang merupakan pelopor revolusi islam dan pandangannya adalah pandangan Islam Muhammadi, diketahui bahwa wanita adalah memiliki kepribadian yang agung dan mengatakan: Islam tidak hanya sepakat dengan kebebasan wanita bahkan juga islam adalah peletak kebebasan wanita dalam segala dimensi kemanifestasian wanita. (Dalam struktur Islam, wanita memiliki hak yang juga dimiliki oleh lelaki: hak berpendidikan, hak kerja, hak milik, hak memilih, hak dipilih dan terpilih). Wanita merdeka sama seperti lelaki yang dapat memilih nasib dan aktivitas-aktivitas dirinya. Islam menyelamatkan wanita-wanita dari segala sesuatu yang ada pada zaman “jahiliah”. Betapa Islam telah banyak berkhidmat pada wanita dan hanya Tuhan yang tahu di mana Islam tidak berkhidmat kepada lelaki. Wanita dalam pandangan Islam mempunyai dampak dan pengaruh sensitif dalam membangun masyarakat Islami dan Islam memberikan promosi kepada wanita sampai pada satu batas yang dia mampu mencapai derajat keinsaniannya dalam masyarakat sosial dan mengeluarkan dirinya dalam batas sebagai suatu “barang” dan dengan menyesuaikan dalam suatu perkembangan yang juga mampu memikul tanggung jawab-tanggung jawab dalam membangun pemerintahan Islami.
Hari ini wanita-wanita harus mengamalkan tugas-tugas kemasyarakatannya dan keagamaannya sendiri, menjaga kesucian umum.
Dalam Islam wanita harus memilki hijab, tetapi tidak perlu menggunakan dan memakai persis dengan cadur, bahkan bisa berkehendak dan memilih setiap pakaian yang membawa pesan-pesan hijab.
Islam menginginkan kepada wanita dan lelaki untuk menjaga reputasi dirinya.
Islam tidak menginginkan wanita merupakan suatu “barang” dan suatu boneka di tangan para lelaki. Islam ingin menjaga kepribadian wanita dan membangun dia sebagai manusia yang sebenar-benarnya.
Wanita adalah pembimbing manusia.
Lelaki bermi’raj dari kesucian wanita.
Wanita memiilki pengaruh besar dalam sosial. Wanita adalah tempat terbentuknya hasrat manusia.
Wanita dalam masa kita membuktikan bahwa dalam berjihad setara dengan lelaki bahkan lebih ke depan dari lelaki.
Saya salut kepada wanita-wanita Iran dengan penuh kebanggaan yang senantiasa menciptakan perubahan di mana pengaruh setan lebih dari lima puluh tahun berusaha mengambil dari luar pengaruh–pengaruh dan pendukung hina mereka yang meneriakkan slogan nakal sampai menyewakan para penulis dan alat-alat kampanye tetapi para wanita Iran mencairkan rencana-rencana busuk mereka.
Kami berbangga kepada ibu-ibu tua dan muda dan wanita-wanita kita yang aktif dalam bidang-bidang budaya, ekonomi dan militer, setara dengan lelaki atau lebih baik dari mereka di jalan Islam dan tuntunan-tuntunan Al-Quran.
Wanita adalah pemimpin pergerakan kami.
Wanita-wanita Iran, dalam pergerakan dan revolusi ini, memiliki saham lebih banyak daripada lelaki. Jika para wanita yang sebagai pembentuk manusia terlepas dari seluruh negara, maka seluruh negara tersebut akan menemukan kekalahan dan degradasi. Kedamaian dan kerusakan suatu masyarakat bersumber dari kedamaian dan kerusakan wanita-wanita masyarakat itu sendiri. (Akhir dari perkataan imam Khomaini)
Pengkhianatan Barat Terhadap Wanita
Barat yang pada hari ini telah tenggelam dalam kerusakan akhlak, kenakalan dan kekotoran dan membuntuti wanita dari kebebasannya, di mana perlakuan ini adalah pengkhianatan terbesar yang dilakukan pada hak wanita. Saat ini wanita di Barat adalah sebuah objek untuk bersuka ria dan alat promosi barang-barang dagangan. Mereka menafsirkan kebebasan wanita sebagai wadah penelanjangan dan pelampiasan hawa nafsu, padahal ini adalah sama halnya dengan perbudakan; akan tetapi pengkhianatan terbesar dan perbuatan paling kotor yang mereka lakukan adalah mereka ingin membawa budaya kesehariannya ke negara Timur dan negara-negara Islami sehingga dengan mudahnya mereka bisa merampas modal dengan membuai dan menidurkan anak-anak muda. Sangat disayangkan bahwa sebagian dari orang-orang yang tidak berkepribadian telah merubah dirinya dengan gaya ke barat-baratan, menjadikan kiblatnya kepada Barat sang pengkhianat dengan memberikan batasan-batasan dan menarik hati para pemuda dan pemudinya yang kami harap semoga Tuhan membangunkan mereka dari tidur lalainya. Kehilangan dan jatuhnya negara “Andalusia” (Spania) juga dikarenakan pengaruh bentuk budaya dan menarik anak-anak muda muslim ke dalam kerusakan dengan perantaraan wanita-wanita tidak berhijab dan nakal, di mana ini merupakan ibarat bagi semua muslimin.
Tujuan Barat Dalam Penyingkapan Hijab
Penyingkapan hijab dari tubuh wanita dilakukan dengan tujuan bahwa hijab adalah merupakan simbol identitas dari wanita muslim, sahingga sebelum wanita-wanita ini menjaga simbol kecintaan dan kepribadiannya sebagai muslimin, mereka menggantinya dengan pelampiasan keinginan-keinginan, maksud dan tujuan para pencari kekuasaan. Rancangan kesepakatan dan persetujuan akan penyingkapan hijab wanita di negara-negara Islam dan menghadirkan keluarga-keluarga terbuka yang bekerja sama dengan sistem-sistem penjajahan dan usaha mereka yang tidak mengenal waktu dalam melaksanakan rancangan ini, menunjukkan gambaran akan keinginan untuk menjajah, agar mereka dapat mencapai apa yang diinginkannya. Rezakhan adalah pembawa dari rancangan ini di Iran. Berhadapan dengan masyarakat yang geram dan peristiwa mesjid Gohar Syad, adalah menunjukkan begitu seriusnya pelaksanaan rancangan ini.
Salah satu faktor mengapa negara Inggris merancang penyingkapan hijab di negara Iran, mengatakan:
Untuk menyingkap hijab wanita harus membutuhkan usaha yang luar biasa sampai wanita-wanita muslim menginginkan lepas bebas dan tidak memakai cadur lagi. Kita harus memberikan bukti dan sanad serta dalil sejarah bahwa hijab wanita bukanlah pakaian dari Islam (menyalahi Al-Quran), dan setelah melalui kampanye besar-besaran, di mana hijab wanita hilang dari tengah-tengah mereka, maka tugas para pemerintah adalah memotivasi pemuda untuk bermain cinta dan berhubungan seksual yang tidak sah dengan wanita-wanita non muslim dan secara lahiriah wanita-wanita non muslim hadir di tengah-tengah mereka tanpa hijab, agar supaya wanita-wanita muslim taklid kepada mereka.
Oleh karena itu para wanita dan para perempuan yang terhormat harus mengetahui akan keagungan hijab dan juga harus lebih sensitif dari sebelumnya terhadap pengkhianat, musuh-musuh dan para penjajah atas pentingnya kebesaran hijab. Pelarangan hijab di Perancis dan sebagian negara-negara lain dan juga mengeluarkan wanita dan perempuan yang berhijab dari sekolah-sekolah, universitas dan kantor-kantor menunjukkan bahwa betapa pentingnya hijab Islami. (Bersambung…… Diterjemahkan Oleh Ummu Jausyan)