Perspektif

Kepribadian Wanita dan Penyingkapan Hijab (2)

Oleh : Abbas Rahimi

Keterbukaan dan Tidak Berhijab, Suatu Perangkap  Setan.

Tidak diragukan setan-setan dunia dan para pembuat fitnah yang non identitas, memiliki usaha tersembunyi yang paling banyak dalam penyebaran pemahaman untuk tidak berhijab; sebab tujuan-tujuannya adalah membawa kepada keterbukaan wanita. Setan besar (iblis) juga telah menjadi penyebab keterbukaan dan tertipunya Adam dan Hawa, Tuhan berkata dalam Al-Quran:

“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang  kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf : 27)

Salah satu perangkap-perangkap setan yang paling penting adalah mengajak manusia untuk melepaskan pakaian dan menyingkap  penutup dan hijab yang Tuhan telah berikan kepada manusia; sebab pakaian dan hijab merupakan sebuah wadah untuk memperindah manusia kepada keindahan yang suci, malu, takwa, kebersihan, daya tarik dan kepribadian. Setan terus berusaha sehingga kebenaran akan hijab dan pakaian dijelmakan sebagai suatu keburukan dan di pihak lain setan mengajak untuk membuka dan membentuk tubuh yang indah dengan menanggalkan hijab dan menguasai manusia dengan menarik rasa malu dan takwa dari diri mereka, meskipun wakil-wakil setan dan para penjajah Perancis mampu menguasai dan membawa hasil dengan menguasai negara Aljazair. Mereka sebutkan, apabila kita (penjajah) ingin membelokkan masyarakat Aljazair, kita mengambil dari tengah-tengah mereka dan menyerang potensi-potensi pertahanan mereka, maka kita harus menjadikan wanita-wanita mereka di bawah kekuasaan kita. Mereka dengan transparan mengatakan: Jika kita menguasai wanita-wanitanya maka segala sesuatu akan datang mengikutinya.

Pada saat itu untuk mencerai-beraikan Aljazair, penjajah menempatkan masalah penting  penanggalan hijab pada deretan pertama dan mereka menanam modal yang sangat luar biasa untuk menghina para wanita yang berhijab dan di sisi lain mereka memperkenalkan dirinya sebagai pelindung dari wanita-wanita, mereka membuat lelucon-lelucon, permisalan dan slogan-slogan sehingga para wanita yang berhijab dan para lelaki mereka menjadi pelecehan “Peninggalan kebuasan dalam kurun pertengahan”.

Dalam ungkapan Farantes Fanon pada kitabnya yang berjudul Enqelobe Aljazair mengatakan: Setiap cadur yang telah tersingkir dan terbuang, maka sebuah dataran baru akan terbuka bagi penjajah dan tubuh Aljazair yang telah terbuka, keseluruhannya akan ditunjukkan kepadanya dan setelah melihat setiap wajah-wajah yang tidak berhijab, maka harapan penjajah untuk menyerang akan menjadi sepuluh kali lipat. Setiap cadur yang tersingkap dan setiap wajah yang dipersembahkan kepada mata-mata lancang dan nakal para penjajah, memberikan makna bahwa Aljazair memberikan pengingkaran terhadap keberadaan dirinya dan telah menerima cibiran yang tidak berdasar dari pihak penjajah dan dengan ta’bir Quran mengatakan: Sebagaimana kamu lihat bahwa mereka setan dan teman sekerjanya thagut yang mana kamu tidak melihat mereka dan menguasai orang-orang yang tidak beriman dan mereka menempatkan kamu dalam kelompoknya, (Innahu yaraakum huwa wa qabiiluhu min haetsu laataraunahum).  Akan tetapi wanita berhijab yang menutup dirinya dengan pakaian dan menyalahi keinginan setan, dia keluar dan dirinya terlihat oleh orang lain; tetapi dianya sendiri tidak dapat terlihat seakan dia menanggung degradasi kepada penjajah dan petinggi-petinggi setan; sebab dengan perkataan Farantes Fanon: “Penglihatan ini adalah hanya pada satu segi dan pada segi lawannya dia tidak dapat dilihat dan seorang wanita yang tidak dapat dilihat, dia tidak akan menyerah dan dia tidak akan mempersembahkan dirinya.”

Sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa pada tahun-tahun terakhir, perempuan-perempuan dan para wanita Barat secara tidak terbatas dan dengan leluasa mereka di ganggu dan digoda, wanita dan perempuan Barat, menerima Islam sebagai pendukung atas hak-hak wanita dan mereka berbondong-bondong memeluk Islam pada khususnya di negara Inggris dan Prancis. Anda perhatikan laporan di bawah ini:

Sekelompok peneliti dari para peneliti pusat New York menunjukkan bahwa generasi baru perempuan-perempuan muda New York, tidak senang menjual diri dan tidak senang memakai pakaian yang menampakkan tubuh, tidak sama dengan generasi-generasi sebelumnya.

Melisa Lawijan (salah seorang dari peneliti ini) mengatakan: Ditemukan data-data dari generasi perempuan-perempuan muda New York yang indikasinya adalah masyarakat cenderung dan kembali memakai pakaian yang lebih banyak.

Dia menambahkan: Pada tahun-tahun terakhir, penyebab asli dari perkara ini menurut pandangan saya adalah memandang remeh dan menganggap mudah masalah dengan slogan “segala sesuatu akan berlalu” di mana slogan tersebut telah menyebar luas dan sampai sekarang yang dalam gelombang reaksi dari anggapan remeh dan kemudahan itu menjadikan di antara perempuan-perempuan muda dan para wanita cenderung untuk berpakaian lebih banyak.

Dia berkeyakinan bahwa setelah beberapa tahun dari puncak kebudayaan menjual diri dan berpakaian mini dan memamerkan diri yang menjadikan orang-orang menutup dalam arti hitungan terkecil, sekarang masyarakat mencari sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lain di mana itu tidak membuat dia diterjang oleh lawannya.

Dalil lain yang dijelaskan oleh para peneliti ini adalah: Secara global kecenderungan pada agama, berangkat ke gereja dan berhadapan dengan budaya umum yang remeh dan sepele, itu menandakan bahwa generasi muda mempunyai keinginan untuk mengontrol dirinya dengan lebih baik.

Di Balik Panggung Kebebasan     

Tanpa di ragukan bahwa tidak ada sesuatu lain yang membuat Barat sensitif adalah   telah menyebarnya wanita-wanita muslim berhijab secara terang-terangan. Salah satu yang memicu propaganda mereka terhadap hijab adalah masalah kebebasan. Mereka mengumumkan bahwa: Kewajiban para wanita dalam memakai pakaian khusus adalah menyalahi kebebasan, dan slogan ini tidak lebih dari sebuah alasan saja; sebab semua hati nurani yang terang dan adil menyatakan bahwa keberadaan hijab bukanlah suatu penghalang untuk kemajuan wanita dalam aktivitas-aktivitas politik dan kemasyarakatan.

Di dunia manakah anda melihat bahwa hijab telah menghalangi seseorang untuk menunut ilmu atau dia terhalang dalam mencapai kedudukan tinggi di bidang politik dan ilmu? Apakah di Iran islami ini, perempuan yang berhijab tidak dapat menduduki peringkat pertama dalam sipenmaru? Apakah dalam hal olympiade-olympiade internasional tidak mampu memiliki derajat dan penghargaan dan apakah tidak lebih maju dari negara-negara bebas? Dan apakah puncak gunung everest tidak di taklukkan dengan wanita-wanita yang berhijab?

Apakah benar demikian bahwa hijab hanya diketahui sebagai penghalang dirinya dalam kenakalan-kenakalan yang tanpa identitas dan atau mereka bertentangan dengan hijab? Memangnya tidak demikian bahwa sebagian pencari keuntungan diri bertentangan dengan hijab?

Apakah manusia yang berhijab adalah lebih jelita dan lebih indah atau petualang yang tanpa identitas? Orang paham dan ilmuan yang berhati nurani terang manakah yang tidak mampu mengetahui bahwa hijab adalah indah dan mulia?

Sebenarnya mengapa hanya wanita yang harus berpakaian terbuka? Jika lelaki yang berada di jalanan dengan berpakaian terbuka dan tanpa hijab apakah mereka tidak merasa ganjil? Apakah budaya mereka ini layak diberikan izin kepada lelaki?

Tidak di ragukan bahwa hijab bukan hanya satu-satunya penghalang untuk kemajuan dan perkembangan ; bahkan hijab merupakan faktor kesempurnaan pribadi dan menjaga kehormatan wanita dan begitu banyak wanita yang dalam sepanjang sejarah mencapai derajat-derajat yang tinggi dengan menjaga hijabnya.

Surat kabar Jerman “Frankfurt rurand shaw” yang dalam rangkuman sebuah makalah “Otak-otak cerdik di bawah cadur” memuji hijab wanita-wanita Iran dan mengatakan: Hijab di Iran tidak hanya menciptakan keterbatasan untuk wanita saja; bahkan hijab menyediakan prasarana agar supaya mereka bisa dengan mudah melanjutkan kemajuan-kemajuan dirinya. Surat kabar ini menegaskan bahwa kondisi ilmu para wanita Iran di banding sebelum dan sesudah revolusi adalah: Wanita-wanita Iran pada zaman rezim Pahlevi mendapatkan lebih banyak  kebebasan-kebebasan lahiriah; akan tetapi dalam kebanyakan presentasi dari mereka tidak memiliki ilmu pendidikan.

Oleh karena itu seorang wanita yang menyatakan dirinya bahwa dia adalah muslim maka dia tidak bisa tanpa mengakui akan adanya hijab; sebab makna dari muslim bukan pada slogan (syiar) saja, melainkan pengamalan pada aturan-aturan agama Islam. Di samping itu bahwa maksud dari hijab adalah hijab yang sempurna bukan hijab setengah terbuka yang mengundang kesensitifan dan penampakan lekuk di semua pandangan atau dia menghias dan menjual dirinya; dalam hal ini harus di katakan bahwa: Para perawat di balik panggung yang lebih penyayang dari seorang ibu dengan meneriakkan slogan-slogan tipu daya akan kebebasan wanita, mereka pada hakikatnya menanamkan di kepalanya akan  tujuan-tujuan lain  memalukan yang dengan pengakuan dirinya mengenai hal penyingkapan hijab di Aljazair dan Iran, menguak tabir mereka akan rencana-rencana yang memalukan dan menunjukkan bahwa rencana mereka hanya untuk menarik anak-anak muda (wanita dan lelaki) kepada perusakan masyarakat dan senantiasa bersenang-senang dan bersuka ria sehingga penjajah dapat dengan mudah mengambil dan menguasai seluruh modal perekonomian, politik dan kebudayaan mereka; dari sisi ini penjajah membuat berbagai macam tipu daya dan dengan slogan-slogan yang menipu dengan maksud untuk menarik hati anak-anak muda yang masih kurang berpengalaman dan jika tidak seperti halnya yang telah di isyararatkan bahwa hijab adalah keamanan dan kesucian bukan keterbatasan. Hijab bukan penghalang kemajuan dan perkembangan seseorang dan yang menarik adalah bahwa dengan perlahan-lahan wanita-wanita Barat juga menjajaki kenyataan ini dan satu contoh dari hasil penjajakan tersebut adalah membuat mereka memeluk agama Islam. (Diterjemahkan oleh Ummu Jausyan)

Komentari Artikel Ini

comments

%d blogger menyukai ini: