Dewasa ini, kehidupan mekanis dan urban mendatangkan berbagai masalah bagi manusia khususnya anak-anak dan bayi. Salah satu kendala yang dihadapi masyarakat moderen adalah terhalangnya bayi menikmati susu ibu. Padahal susu ibu merupakan nutrisi terbaik bagi bayi. Air Susu Ibu (ASI) mengandung seluruh elemen yang diperlukan tubuh bayi untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuhnya. Bahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ASI disebut sebagai nutrisi terbaik untuk bayi. ASI akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi menghadapi berbagai penyakit infeksi, pernafasan dan pencernaan.
Namun hingga kini banyak ibu yang tidak memberikan keistimewaan susu ibu tersebut kepada bayi mereka. Berdasarkan data global, kurang dari 40 persen ibu yang menyusui anaknya. Masalah ini terus berlanjut dan semakin meluas sehingga memaksa WHO menetapkan pekan susu ibu untuk meningkatkan kesadaran para ibu soal pentingnya ASI bagi anak. Dan setiap tahun, tanggal 1 Agustus diperingati Hari Susu Ibu Sedunia.
Tidak diragukan lagi bahwa ilmu pengetahuan manusia telah mengalami kemajuan pesat, namun hingga kini teknologi dan ilmu pengetahuan manusia masih belum mampu merumuskan formulasi air susu setingkat dengan ASI. Dengan demikian, nilai dan posisi ASI hingga kini masih tetap terjaga dan belum dapat tergantikan.
Perlu digarisbawahi bahwa pasca Perang Dunia II dan atas berbagai macam alasan, penggunaan susu bubuk mulai memasyarakat. Fenomena tersebut dengan cepat berkembang menjadi tren di negara-negara maju dan ini menimbulkan kekhawatrian serius. Kehidupan mekanis dan urban serta berbagai masalahnya di satu sisi, serta berkembangnya pemikiran yang tampak intelektual khususnya dari kelompok feminisme ekstrim seperti memburuknya postur tubuh perempuan karena menyusui atau yang lebih ekstrim perspektif bahwa menyusui adalah bentuk kezaliman kepada perempuan, telah membuat bayi dan anak terhalang menikmati nutrisi alami, esensial dan sehat dari ibu. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan besar menunggangi perspektif ekstrim tersebut dengan berbagai iklan untuk mengesankan kepada para orang tua bahwa susu bubuk lebih baik dan bermanfaat dari ASI.
Di samping klaim-klaim infaktual tersebut, berdasarkan pengalaman dan kondisi kejiwaan sebagian besar ibu, salah satu masa-masa paling indah bagi seorang ibu adalah ketika menyusui. Berdasarkan hasil penelitian, kehati-hatian yang dilakukan ibu terhadap anaknya pada masa-masa tersebut, akan sangat berperan bagi masa depan anak. Setelah kelahiran, hubungan batin antara ibu dan anak akan semakin meningkat melalui proses menyusui.
Oleh karena itu masalah menyusui dan ASI sangat ditekankan dan dianjurkan dalam agama Islam. Banyak riwayat dan hukum-hukum fiqih dalam Islam, yang telah menjelaskan tentang pentingnya ASI dan juga masa menyusui. Dalam Islam, ibu dianjurkan untuk menyusui anaknya selama dua tahun. Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 233 berfirman: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” Dalam Islam, menyusui adalah hak yang diberikan kepada ibu dan menyempurnakan masa itu termasuk dari hak-hak ibu.
Mengingat pentingnya ASI bagi pertumbuhan, kekebalan tubuh, sisi afeksi dan kejiwaan anak, Islam menetapkan elemen-elemen dorongan untuk para ibu dalam hal ini. Dalam sebuah riwayat menarik dari Rasulullah Saw disebutkan, “…ketika perempuan hamil, dia seperti orang berpuasa, orang yang terjaga pada malam hari (untuk beribadah) dan bak pejuang yang berperang dengan harta dan nyawanya di jalan Allah Swt. Ketika dia menyusui anaknya, setiap isapan susu, pahalanya sama seperti membebaskan budak dan akan tercipta cahaya baginya di hari kiamat yang akan membuat semua orang tercengang, dan ketika masa menyusui berakhir, malaikat Allah akan meletakkan tangan pada dua sisi tubuh ibu dan berkata: mulailah hidup baru karena Allah Swt telah mengampuni seluruh dosa-dosamu di masa lalu.”
Pada hari-hari pertama pasca kelahiran, bayi sangat membutuhkan nutrisi kuat dari ASI, karena mikroba non-penyakit pada tubuh ibu akan beralih ke permukaan kulit, cairan pada pencernaan dan pernafasan bayi, yang akan mengebalkan tubuh bayi di hadapan mikroba penyebab penyakit di lingkungannya. Jika ibu sakit, maka tubuhnya akan memproduksi penawar penyakit itu dan zat penawar itu akan berpindah ke tubuh bayi melalui ASI. Oleh karena itu, menyusui pada tahap-tahap awal pasca kelahiran sangat penting dan esensial bagi kesehatan dan kekebalan tubuh bayi.
Dimulainya proses menyusui pada hakikatnya adalah tahap awal vaksinasi untuk bayi. Selain nutrisi, konsumsi ASI adalah proses pengebalan tubuh bayi di hadapan mikroba dan virus. Bayi yang disusui, lebih sehat dari sisi fisik dan afeksi, serta pada usia dewasa akan memiliki kepribadian lebih stabil. Dari sisi nutrisi, ASI mengandung banyak protein dan vitamin yang sangat diperlukan untuk bayi melebihi nutrisi lainnya. Banyak dokter yang berpendapat bahwa bayi yang disusui, memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan fisik yang lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat nutrisi selain ASI.
ASI mengandung antibody dalam kadar yang cukup. Dan zat tersebut dengan volume sangat besar terhadap pada ASI di saat-saat pertama pasca kelahiran atau yang dikenal dengan kolostrum. Selain itu, kolostrum juga mengandung globul putih sangat tinggi. Oleh karena itu, para dokter sangat menganjurkan pemberian ASI pasca kelahiran atau kolostrum karena akan berfungsi sebagai vaksin untuk tubuh bayi.
Di antara manfaat ASI untuk bayi adalah kekebalan tubuh bayi di hadapan berbagai macam penyakit seperti mencret, infeksi pada pernafasan, menjaga bayi di hadapan ancaman sindrom kematian mendadak. Selain itu juga meningkatkan daya otak, mereduksi kemungkinan terjangkit diabetes, menekan kemungkinan kegemukan pada usia balita dan juga potensi alergi. Tentunya masih banyak lagi berbagai manfaat ASI di antaranya menekan kemungkinan infeksi pada bayi prematur dan lain-lain.
Secara keseluruhan bayi yang disusui ASI lebih jarang sakit ketimbang yang disusui dengan menggunakan susu bubuk, serta memiliki daya nalar dan pemikiran lebih tinggi. ASI mencegah berbagai gangguan pada bayi. Termasuk di antaranya kekurangan vitamin A pada bayi. Vitamin ini bukan hanya berperan dalam perkembangan serta penyempurnaan indera penglihatan bahkan juga mencegah infeksi pernafasan.
Di antara keunggulan lain pada ASI adalah tingginya tingkat kolesterol yang akan menciptakan enzim untuk mencegah penyakit jantung dan pernafasan. Bayi yang disusui dengan ASI, akan memiliki struktur gigi, mulut dan rahang yang lebih baik. Perlu diperhatikan juga bahwa anak yang mengkonsumsi ASI lebih cepat untuk berjalan. Dan yang lebih penting, ASI memainkan peran penting bagi anak pada usia remaja dan bahkan usia dewasa, yaitu menekan kemungkinan berbagai penyakit.
Sumber : www.indonesian.irib.ir