Ammar bin Hayyan menuturkan “
Saya berkata kepada Imam Shadiq, “Anak saya yang bernama Ismail sangat berperilaku baik terhadap saya.”
Imam Shadiq berkata, “Sebelumnya, saya sudah cinta kepada Ismail. Sekarang, karena engkau berkata bahwa dia berbuat baik padamu, maka kecintaanku kepadanya semakin bertambah. Rasulullah SAW memiliki saudari sesusuan. Saudari beliau itu datang menemuinya. Ketika beliau melihat kedatangan saudari sesusuannya itu, beliau langsung gembira dan membentangkan penutup wajahnya serta mempersilahkannya untuk duduk di atasnya. Kemudian mereka berdua berbincang-bincang dengan penuh rasa kerinduan. Saking senangnya, sampai-sampai beliau tertawa. Hingga akhirnya saudari sesusuannya itu beranjak dari tempatnya dan pergi. Kemudian, datanglah saudara sesusuan beliau SAW. Rasulullah SAW tidak memperlakukannya seperti saudari sesusuannya itu. Seseorang bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah! Mengapa anda tidak merasa akrab dengan saudara sesusuan Anda, sama seperti saudari sesusuan Anda, padahal dia seorang lelaki?” Rasulullah SAW bersabda, “Karena saudari sesusuanku itu jauh lebih berbakti kepada kedua orang tuanya daripada dia.”
(sumber : Kisah Ayah & Ibu, Ahmad Mir Khalaf Zadeh & Qasim Mir Khalaf Zadeh, Penerit Qorina)
