kisah hidupnya diabadikan dalam Al-quran
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Luqman bukanlah seorang Nabi, tapi beliau adalah seorang hamba yang banyak berfikir secara bersih dan penuh keyakinan sehingga ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
Luqmanul al-Hakim, selain dikenal sebagai seorang yang memiliki jiwa mulia, ia juga terkenal dengan ucapan-ucapan hikmahnya. Beberapa diantaranya adalah yang dikutip dalam al-Qur’an. Luqman al-Hakim (Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur’an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun. Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.
Lukman Al-hakim adalah satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul, namun kisah hidupnya diabadikan dalam Al-quran karena penuh hikmah. Allah menjadikan Luqman Al-Hakim sebagai sosok orang tua panutan dan mencantumkan kisahnya dalam Al-Qur’an. bahkan Allah mengabadikan namanya menjadi sebuah nama surat dalam Al-Qur’an yaitu surat Luqman (surat ke 31).
Dan diantara kisah-kisah tentang Luqman Al-Hakim, secara khusus Allah mencantumkan nasehat Luqman kepada anaknya , yaitu :
– Nasihat Pertama yang Luqman berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid. yaitu mengesakan Allah dengan ibadah dan cinta, bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi dan satu-satunya yang dicintai, sedangkan cinta kepada yang lainnya hanyalah praktek dari perintah Allah untuk mencintai yang lainnya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
– Nasihat kedua Berbuat baiklah kepada kedua orang tua
– Nasihat ketiga, Luqman membekali anaknya dengan didikan iman dan adab. Pada ayat 16 dan 17, Luqman menasehati anaknya tentang bagaimana ketika hendak melakukan sebuah perbuatan haruslah ingat bahwa setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan dibalas oleh Allah. Kemudian Luqman memerintahkan anaknya untuk beribadah dalam bentuk sholat, memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk, dan sabar atas apa-apa yang menimpa. Inilah pendidikan iman yang Luqman tanamkan kepada anaknya.
– Dan Nasihat ke empat di ayat 18-19, Luqman menasehati anaknya agar tidak sombong yaitu dengan merendahkan atau menganggap remeh orang lain, dan mengajarinya bagaimana cara berjalan yang baik dan bertutur kata yang santun. Ini adalah pendidikan adab yang Luqman ajarkan kepada anaknya.
Sudahkah kita membekali anak-anak kita sebagaimana yang Luqman bekalkan kepada anaknya? apakah kita lebih takut jika anak kita nantinya tidak bisa makan dari pada takut jika anak kita akan mensekutukan Allah? dan sudahkah kita tanamkan pada diri anak-anak kita untuk selalu bersikap baik dan santun kepada siapa saja? Baik buruknya mereka adalah hasil bagaimana cara kita mendidik dan mengarahkan mereka, bukan hasil dari sekolah atau yang Lainnya. karena mereka adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mari belajar dari sosok Lukman Al-Hakim, Belajar menjadi sosok orang tua bijak yang penuh hikmah.
Luqmanul Hakim menurut riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan kesalehannya. Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya diabadikan dalam al Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan Maryam. Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? tidak satu pun sejarawan yang menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan sekarang).
Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as. Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.
Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
Seorang lalki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Lalu apa pekerjaan Luqman?
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak). Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Wasiat-wasiat Luqman lainnya: Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”. wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasanya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:
Jelaslah bahwa Luqman adalah seorang ahli hikmah, kata-katanya merupakan pelajaran dan nasehat, diamnya adalah berpikir, dan isyarat-isyaratnya merupakan peringatan. Dia bukan seorang Nabi melainkan seorang yang bijaksana, yang Allah telah memberikan kebijaksanaan di dalam lisan dan hatinya, dimana ia berbicara dan mengajarkan kebijaksanaan itu kepada manusia. Banyak sekali perkataan Luqman yang dimuat sumber-sumber lain yang sangat berpengaruh, perkataannya itu antara lain :
– Jika kamu sedang shalat, maka jagalah hatimu, jika kamu sedang makan, maka jagalah tenggorokanmu, jika kamu di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu, dan jika kamu berada diantara manusia, maka jagalah lisanmu.
– Ingatlah dua hal dan lupakanlah dua hal ; adapun dua hal yang perlu kamu ingat adalah Allah dan kematian, sedangkan dua hal yang perlu kamu lupakan adalah kebaikanmu kepada orang lain dan kejelekan orang lain terhadapmu.
– Jika sejak kanak-kanak kamu didik dirimu, maka masa dewasa kelak kamu akan memperoleh manfaatnya.
– Jauhilah kemalasan, gunakanlah sebagian umurmu untuk pendidikan dan janganlah berdiskusi dan berdebat dengan orang-orang yang keras kepala.
– Takutlah hanya kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya. Jadikanlah takut dan harapmu kepada Alllah dalam hatimu adalah kesatuan.
– Janganlah kamu bersandar dan cinta kepada dunia. Pandanglah dunia sebagai sebuah jembatan.
– Ketahuilah bahwa pada hari kiamat, mereka akan bertanya kepadamu tentang empat hal :
- Masa mudamu. Dengan cara apa kamu melewatinya?
- Umurmu, dengan kegiatan apa kamu menghabiskannya?
- Harta bendamu. Dari mana kamu memperolehnya ?
- Dimanakah kamu belanjakan ?
– Janganlah memandangi apa yang ada di tangan orang (milik orang lain) dan bersikaplah dengan akhlak yang baik terhadap semua orang.
– Kerjakanlah shalat di awal waktu dan tunaikanlah shalat berjamaah walau berada dalam kondisi tersulit.
– Wahai ananda, butir kata yang berisi hikmah dapat menjadikan orang miskin dimuliakan seperti raja.
– Wahai ananda, sering-seringlah menghadiri jenazah dan kurangilah menghadiri kenduri, karena orang yang sering menghadiri jenazah akan mengingatkannya kepada kehidupan akhirat, sementara orang yang sering menghadiri kenduri akan menumbuhkan cintanya yang berlebihan terhadap dunia yang fana ini.
– Jangan direpotkan dunia, kecuali sekedar untuk memenuhi sisa umurmu.
– Sembahlah Tuhanmu menurut keperluanmu kepada-Nya
– Beramallah untuk akhirat sesuai kehendakmu untuk tinggal di sana.
– Berusahalah menghindarkan dirimu dari bakaran api neraka selama engkau belum yakin akan selamat darinya.
– Sesuaikan keberanianmu dalam berbuat durhaka dengan kemampuan kesabaranmu menerima azab (siksa) Allah.
– Jika engkau mendurhakai Allah, maka carilah tempat sehingga engkau tidak dilihat oleh Allah dan Malaikat-Nya.
– Hai anakku, sesungguhnya emas itu dicoba dengan api, Dan hamba yang shaleh iti dicoba dengan bencana. Maka apabila Allah mengasihani suatu kaum, niscaya dicoba-Nya mereka. Siapa yang rela, niscaya Allah pun rela. Dan siapa yang marah, niscaya Allah pun marah.
– Hai anakku, juallah duniamu dengan akhiratmu, niscaya engkau akan beruntung dari keduanya! Dan janganlah engkau jual akhiratmu dengan duniamu, niscaya engkau akan merugi dari keduanya !
– Hai anakku, tiga perkara kebaikan pada manusia, yaitu ;
- bermusyawarah kepada orang yang memberi nasehat,
- bermuka manis dan lemah lembut kepada musuh dan orang yang dengki,
- menyatakan kasih kepada semua orang.
– Hai anakku, Orang yang tertipu adalah orang yang berpegang dengan tiga perkara, yaitu ;
- orang-orang yang membenarkan terhadap sesuatu yang tidak dilihatnya,
- orang yang suka kepada orang yang tidak mempercayai dirinya,
- orang-orang yang tamak terhadap apa yang tidak diperoleh dirinya sendiri.
– Hai anakku, Takutlah kalian kepada sifat dengki, sifat dengki itu akan membinasakan agama, melemahkan kemauan dan sesudahnya adalah penyesalan.
– Seorang mukmin yang memperhatikan akibat, niscaya aman dari penyesalan.
*…………………………..*