Pada suatu hari, iblis berdiri di salah satu sudut Masjidil Haram. Ketika itu, Rasulullah SAW sibuk melakukan thawaf. Setelah selesai thawaf, beliau melihat iblis.
“Hai terkutuk, mengapa engkau kurus kering dan menderita?” Tanya Rasul.
“Umatmu telah membuat diriku menderita dan tersiksa,” jawab Iblis.
“Apa yang dilakukan oleh umatku?” Wahai Rasulullah ada beberapa amal terpuji mereka yang tak dapat kulenyapkan.”
“Amal apa yang telah membuatmu menderita?”
Pertama, tatkala bertemu, mereka saling memberi salam, sedangkan salam salah satu nama Allah. (dengan demikian siapa mengucapkan salam, Allah SWT akan menjauhkannya dari bencana. Barang siapa menjawab salam, Allah SWT akan mencurahkan rahmat atasnya.
Kedua, tatkala bertemu, mereka berjabat tangan dan perbuatan ini memiliki pahala besar. Selama mereka belum melepas tangan, rahmat Allah SWT senantiasa meliputi mereka berdua.
Ketiga, tatkala hendak makan dan memulai pekerjaan, mereka membaca Bismillah. Bacaan itu menghalangiku menikmati makanan dan menjauhkanku dari perbuatannya.
Keempat, setiap kali berbicara, mereka mengucapkan Insya Allah dan ridha akan ketetapan Allah sehingga aku tidak dapat merusakkan pekerjaan mereka.
Kelima, seharian aku berusaha mendorong mereka berbuat maksiat. Saat malam mereka bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dan Allah pun mengampuninya. Itulah penyebab jerih payahku menjadi sia-sia.
Keenam, dan lebih dari semua itu, tatkala mendengar namamu disebut, mereka dengan lantang membaca shalawat untukmu. Aku mengetahui seberapa besar pahala shalawat. Karenanya, aku melarikan diri kecewa. Aku tidak mampu menyaksikan besarnya pahala yang mereka terima.
Ketujuh, tatkala melihat keluargamu, mereka menyayangi dan mencintainya dan ini merupakan sebaik- baik perbuatan.
Rasulullah SAW menghadap kepada para Sahabat seraya bersabda, “Barangsiapa mengamalkan satu dari perbuatan ini, ia akan menjadi penghuni surga.”