Kejadian pahit itu dapat digolongkan dalam dua golongan; sebagian dari kejadian pahit itu dikarenakan diri kita sendiri dan sebagian lainnya tidak berada dalam ikhtiar kita.
Kebanyakan kejadian pahit dalam kehidupan kita muncul dari tidak adanya ketelitian dan manajemen yang baik dari kita. Bila dalam jual beli kita tidak serius mengurusi dokumen pembelian dan penjualan, penjamin atau barang jaminan tidak kita minta dari peminjam dan uang kita tidak diberikannya, maka dalam hal ini kita yang bersalah.
Bila kita tidak meletakkan sebuah tangga di dalam kolam dan anak kecil terjatuh ke dalamnya dan mati tenggelam, maka kita yang bersalah.
Bila kita tidak menjaga kebersihan, tidak memperhatikan undang-undang lalu lintas dan tidak menghormati adat istiadat masyarakat, maka kita akan sakit, tabrakan dan kita akan diejek oleh masyarakat. Di sini kita juga yang bersalah.
Sementara sebagian kejadian pahit yang di luar dari kehendak kita memiliki banyak sebab:
Kesulitan membuat tumbuh dan sempurnanya manusia. Kemajuan manusia dan ilmu pengetahuan muncul dari upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dan mencarikan solusi atas problema yang dihadapinya.
Kejadian-kejadian pahit dalam kehidupan manusia kebanyakan sebagai tebusan kesalahan-kesalahan manusia sendiri.
Kejadian-kejadian pahit membuat semangat masyarakat tetap terjaga.
Nabi Muhammad saw bersabda: “Bila untuk manusia ada tiga hal; sakit, kematian dan kemiskinan tidak ada kesombongan manusia tidak akan hilang. Manusia di hadapan segala sesuatu tidak akan pernah merasa rendah hati” (Bihar al-Anwar: jilid 6, hal 118).
Kejadian-kejadian pahit membuat potensi manusia menjadi berkembang dan aktual. Siapa yang menghadapi musibah, dengan kesabaran ia dapat tumbuh, sementara mereka yang tidak pernah melihat musibah dapat berbuat untuk menolong mereka yang terkena musibah. Dengan pengorbanan mereka tumbuh menyempurna.