Adzafir adalah seorang murid Imam Ja’far Shadiq. Imam Shadiq mendengar berita bahwa Adzafir bekerja untuk Rabi’ dan Abu Ayyub (dua orang zalim) dan membantu keduanya. Kemudian Imam Shadiq memanggilnya, “Wahai Adzafir! Aku mendengar berita demikian (engkau bekerja untuk orang zalim). Apakah engkau tidak berpikir bahwa di hari kiamat nanti engkau akan diseru Allah sebagai penolong orang-orang zalim? Saat itu bagaimana keadaanmu? Apa yang hendak kamu lakukan?”
Adzafir merasa gelisah mendengar nasihat dan teguran keras Imam Ja’far Shadiq. Saking sedihnya, ia mengepalkan tangannya dan memukulkan ke tubuhnya, lalu terdiam dengan memendam rasa sedih. Imam Ja’far mengetahui apa yang dirasakannya. Beliau berkata, “Wahai Adzafir, aku menakutimu tentang perkara yang Allah menakutiku akan perkara itu (maksudnya, masalah yang tergolong serius ini bukan perintah Imam, melainkan perintah Allah).”
Putera Adzafir berkata, “Setelah beberapa hari, dikarenakan rasa sedih dan sesal lantaran telah bekerja sama dengan orang zalim, ia pun meninggal dunia.”